SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru kelas SD. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pendidikan Wonogiri, guru SD negeri di Purwantoro diminta tak menyekolahkan anak di SD swasta.

Solopos.com, WONOGIRI — Guru SD negeri di Purwantoro, Wonogiri, diimbau tak menyekolahkan anak mereka di SD swasta. Imbauan itu dikeluarkan UPT Dinas Pendidikan (Disdik) Purwantoro.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beredar kabar, imbauan itu membuat para guru itu khawatir jika tidak mengindahkan akan diberhentikan atau mendapat sanksi. Imbauan ditujukan kepada guru PNS maupun wiyata bakti (WB).

Informasi lain menyebut para guru merasa tertekan karena UPT memaksa. Ada informasi guru WB dipanggil secara pribadi dan diminta mengambil keputusan, yakni tetap mau mengajar di SD negeri tetapi harus memindahkan anaknya ke SD negeri.

Apabila tidak memindahkan anaknya ke SD negeri, guru tersebut akan diberhentikan. Namun, saat Solopos.com menelusuri informasi tersebut, tak ada yang bisa memastikannya.

Salah satu guru WB, WT, saat ditemui Solopos.com di Purwantoro, Kamis (20/10/2016), mengatakan imbauan itu disampaikan Kepala UPT Disdik Purwantoro, Joko Suranto, Rabu (12/10/2016). Saat itu dia hadir dan mendengar langsung imbauan tersebut.

Menurut dia, UPT mengimbau agar para guru yang mengajar di SD negeri di Purwantoro menyekolahkan anak di SD negeri. Hal itu karena jumlah siswa di SD negeri dari tahun ke tahun semakin minim.

Jika kondisi itu terus berlanjut sekolah akan digabung. UPT menekankan jika sekolah digabung akan berdampak pada guru. Menurut dia, UPT tidak memaksa. Saat ditanya ihwal informasi adanya guru WB yang ditekan, dia tidak tahu menahu. Dia pun tidak merasa ditekan.

Kepala UPT Disdik Purwantoro, Joko Suranto, saat dimintai konfirmasi membenarkan dirinya mengeluarkan imbauan tersebut kepada guru PNS maupun WB yang mengajar di SD negeri. Namun, dia tak pernah memaksa atau menekan para guru agar memindahkan anak mereka yang sebelumnya disekolahkan di SD/MI swasta ke SD negeri.

Informasi miring yang beredar itu, menurut Joko, tidak benar. Dia menyebut ada yang sengaja memelintir fakta. Apabila ada guru yang dipanggil dan ditekan, hal itu bukan atas perintahnya.

Dia menjelaskan imbauan itu disampaikannya untuk menyikapi fenomena banyak guru PNS maupun WB yang mengajar di SD negeri tetapi menyekolahkan anak mereka di SD/MI swasta. Imbauan itu untuk mengingatkan bahwa SD negeri tempat para guru mencari nafkah jumlah siswanya sangat minim dan tidak menutup kemungkinan akan digabung.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, di Purwantoro ada 34 SD negeri dan empat SD/MI yang semuanya berbasis agama. “Saya hanya ingin mengingatkan, ini lo ladang [tempat mencari nafkah] kita siswanya minim. Kalau tidak kita sendiri, siapa lagi yang peduli. Saya tidak pernah memaksa. Bagi guru yang sudah telanjur menyekolahkan anaknya di SD swasta pun tidak saya minta untuk memindahkan anak mereka. Saya hanya berpesan jangan sampai mengajak orang tua lain untuk menyekolahkan anak ke SD/MI swasta,” terang Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya