SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru (Dok/JIBI/Solopos)

Pendidikan Wonogiri, Disdik menilai kompetensi guru masih memprihatinkan.

Solopos.com, WONOGIRI—Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri menilai kompetensi guru di Kabupaten Gaplek belum bisa memenuhi ekspektasi. Sebab, berdasar hasil uji kompetensi guru (UKG) 2015 lalu, kompetensi guru di Wonogiri belum memuaskan. Pada sisi lain, harapan publik sangat besar, mengingat banyak guru bersertifikasi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Disdik Wonogiri, Siswanto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (30/9/2016), menuturkan pemberian tunjangan profesi guru bersertifikasi belum berbanding lurus dengan peningkatan kompetensi. Berdasar hasil UKG 2015 yang diikuti lebih dari 6.000 guru TK hingga SMA/SMK sederajat di Wonogiri, termasuk guru bersertifikasi, belum menunjukkan kompetensi yang diharapkan.

Mayoritas hanya mendapatkan nilai 21 hingga 60. Alhasil, peringkat guru di Wonogiri dalam lingkup Jawa Tengah masih berada di posisi tengah dari 35 daerah.
Dia memerinci posisi guru TK peringkat 14, guru SD peringkat 19, dan guru SMP peringkat 15. Peringkat guru SMA, SMK dan SLB lebih memprihatinkan lagi. Peringkat guru di masing-masing jenjang itu yakni di posisi 19, 21, dan 20.

“Bicara soal guru sertifikasi, sejak 2006 mereka diberi tunjangan profesi sekitar Rp9 juta-Rp10 juta/triwulan. Di Wonogiri tunjangan itu menyedot anggaran tak kurang dari Rp250 miliar/tahun. Tapi fakta menunjukkan dari hasil UKG [2015] belum mencerminkan kualitas guru yang ideal, belum sesuai harapan. Kalau kompetensi guru hanya kurang dari 60, bagaimana bisa membuat siswa bisa mendapat nilai 70, 80, bahkan 100 [membuat siswa lebih pintar]. Ini menjadi keprihatinan bersama,” ucap dia.

Dia tak memungkiri peringkat guru di Wonogiri berdasar hasil UKG 2015 tidak buruk. Masih cukup banyak guru dari daerah lain yang peringkatnya lebih rendah.

Menurut Siswanto harus ada upaya memperkuat komitmen guru untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan profesi, agar lebih baik dari capaian saat ini. Oleh karena itu para guru di Wonogiri yang telah mengikuti UKG masih akan digembleng untuk meningkatkan kualitas mereka. Gemblengan itu dilaksanakan dalam kegiatan guru pembelajar.

“Melalui kegiatan tersebut harapannya para guru bisa segera beranjak dari kondisi sekarang [diharapkan kompetensi guru bisa lebih baik]. Bagi guru sertifikasi, mereka memiliki beban moral yang lebih berat, karena harus menjadi lebih baik dari guru yang belum sertifikasi,” papar Siswanto.

Kabid TK dan SD Disdik Wonogiri, Suwanto, menambahkan peningkatan kompetensi tidak hanya wajib dilakukan guru bersertifikasi.

Pasalnya, semua guru bertanggung jawab mencerdaskan generasi bangsa ini. Oleh karena itu kegiatan guru pembelajar akan diikuti seluruh guru yang telah mengikuti UKG.

Mereka dibagi menjadi empat kelompok guru pembelajar berdasar rapor hasil UKG, yakni kelompok instruktur nasional, moda daring, moda kombinasi daring dengan tatap muka, dan moda tatap muka.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya