SOLOPOS.COM - Pendaftaran Siswa SMK (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pendidikan vokasi, pemerintah mulai menertibkan SMK yang tak penuhi standar kualifikasi.

Solopos.com, SOLO--Pertumbuhan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia saat ini cukup pesat. Namun diakui masih ada SMK yang kualitasnya di bawah standar. Mayoritas SMK yang tak memenuhi standar kualifikasi tersebut adalah SMK swasta.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Hal itu dikemukakan Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad, saat ditemui wartawan di sela-sela Workshop Pendidikan dan Pelatihan Teknik dan Kejuruan di Asia Tenggara di Hotel Lorin Solo, Kamis (10/9/2015).

Hamid mengungkapkan saat ini ada sekitar 1.650 SMK yang dinilai cukup berkualitas dan menjadi SMK rujukan nasional. Namun pertumbuhan jumlah SMK swasta yang didirikan tanpa studi kelayakan, tanpa melihat potensi daerah, dan tanpa memperhatikan industri yang membutuhkan, menurutnya juga sangat tinggi.
Padahal menurutnya, salah satu imbas yang bisa ditimbulkan, hanya akan menciptakan pengangguran.

Sayangnya, Hamid tidak menyebutkan persentase SMK yang dinilai tidak memenuhi standar kualifikasi tersebut.

Terhadap munculnya SMK yang tidak memenuhi standar tersebut, dia memastikan jajaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Pembinaan SMK akan menertibkan. Penertiban menyasar SMK yang tidak memenuhi 27 standar minimal yang disyaratkan, karena prinsipnya minimal harus sama kualitasnya dengan SMK Negeri.

“Saat ini sedang kami siapkan langkah-langkah penertibannya. Sebab jangan sampai SMK ini tumbuh luar biasa tetapi hanya pengangguran yang diciptakan. Kita tidak mau itu,” ungkapnya.

Langkah awal, lanjutnya, adalah dengan pendataan, pemetaan sumber daya manusianya, guru-guru, hingga anggaran.

Eksekusi atau penertiban, akan dimulai setelah ada pelimpahan pengelolaan SMK dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi, yaitu 1 Januari 2017.

Sementara itu, Workshop Pendidikan dan Pelatihan Teknik dan Kejuruan di Asia Tenggara akan berlangsung hingga Sabtu (12/9/2015). Kegiatan itu dihadiri sejumlah pakar, praktisi dan pelaku industri juga direktur jenderal vokasi dan kejuruan dari 11 negara Asean untuk menyusun Joint Statement dengan fokus bahasan kreativitas dan Inovasi.

“Tujuan rangkaian workshop ini menyosialisasikan program sekaligus sebagai wadah berjejaring bagi institusi vokasi dan kejuruan yang terlibat,” jelas Director SEAMEO Secretariat, Gatot Hari Priowirjanto, saat menggelar jumpa wartawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya