SOLOPOS.COM - Suasana pertemuan forum PRA USAID HELM di Ballroom Hotel Grand Tjotro, Kamis (1/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Pendidikan vokasi untuk lulusan SMK difasilitas lanjutkan sekolah.

Harianjogja.com, SLEMAN – Pada tahun 2016, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek DIKTI) memiliki sejumlah rencana. Fokus program ini pada peningkatan kesiapan kerja mahasiswa, penguatan perempuan di pendidikan tinggi, kemudahan transfer kredit dari SMK ke politeknik, serta ribuan beasiswa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Pembelajaran DIKTI, Paristiyanti Nurwardani mengatakan perlu peran aktif riset aksi dalam memperkuat tri darma pendidikan. Khususnya meneliti kemudahan transfer kredit dari SMK ke politeknik.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia berharap forum Program Riset Aksi (PRA) United States Agency for International Development (USAID) mampu memberikan kontribusinya tentang kemudahan ini. Pantas atau tidak, sebab hal ini untuk pengembangan sumber daya manusia.

“Makanya kami perlu tambahan penelitian tentang mempermudah transfer program ini. Saya juga mengajak semua peneliti untuk memperkuat tri darma pendidikan di institusi pendidikan tinggi Indonesia,” kata Paristiyanti saat acara PRA USAID di Ballroom Hotel Grand Tjokro, Kamis (1/10/2015)

Forum PRA USAID Higher Education Leadership and Management (HELM) ini bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar mengenai berbagai inisiatif riset aksiguna dalammengembangkan kapasitas individu dan institusi yang dilakukan oleh 15 institusi pendidikan tinggi.

Program Associate untuk PRA USAID HELM, Martha Silalahi mengatakan awalnya forum ini sudah aktif sejak 2012 yang diprakarsai 10 universitas dengan 20 peneliti. Mereka memulai PRA dengan menggunakan beberapa lembaga pendidikan tinggi di Thailand dan Filipina sebagai tolak ukur dan studi banding.

“Sampai saat ini, sebagian besar dari mereka telah berhasil mempertahankan keberlanjutan PRA,” kata Silalahi.

Silalahi mengaku hasil utama dari forum ini adalah untuk meningkatkan kapasitas lembaga tinggi dalam memenuhi kebutuhan akses, mutu, kerjasama, dan perbaikan manajemen. Tentu saja untuk meningkatkan jumlah individu yang diberdayakan, khususnya jumlah perempuan yang dapat mengembangkan dirinya sendiri.

“Pada dasarnya pelaksanaan metodologi PRA bukan hanya merujuk pada hasil, tetapi juga memperhatikan pada proses kerja yang melibatkan banyak orang demi suatu perubahan. Tujuan akhirnya kita akan memiliki managemen kepemimpinan di dunia pendidikan yang mampu menjawab kebutuhan,” kata Silalahi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya