SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Pendidikan vokasi gaya baru dikembangkan Pemprov Jatim untuk menyiasati minimnya minat warga belajar di balai latihan kerja (BLK). Namanya SMK mini.

Madiunpos.com, MALANG — Pemprov Jatim mengembangkan sekolah menengah kejuruan (SMK) mini untuk mencetak tenaga terampil terlatih. Masa pendidikan vokasi di SMK mini itu hanya enam bulan sama dengan balai latihan kerja (BLK).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Remaja saat ini enggan disebut belajar keterampilan di BLK. Karena itulah, kami mendirikan SMK mini,” ungkap Gubernur Jatim Soekarwo di sela-sela Peresmian Gedung dan Ground Breaking Pembangunan Gedung Pascasarjana dan Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang, Sabtu (31/10/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Pemprov Jatim berencana membangun 170 SMK mini itu. Sebanyak 70 lembaga pendidikan vokasi gaya baru itu dijadwalkan dibangun pada tahun 2015 ini.

Kebanyakan SMK mini itu akan dibangun di pondok pesantren. Dengan demikian, diharapkan ada perpaduan antara pendidikan agama dengan pendidikan keterampilan atau vokasional.

Model pembelajaran SMK mini mengacu model pelatihan di Jerman. Dengan demikian, maka tenaga kerja yang diekspor ke luar negeri merupakan tenaga kerja dengan keterampilan tingkat menengah dari lembaga pendidikan vokasi tersebut.

Seiring dengan operasional SMK rasa balai latihan kerja itu, Pemprov Jatim nantinya juga membangun sistem perlindungannya terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya