SOLOPOS.COM - Penggagas gerakan Indonesia Tanpa Pacaran, sekaligus penulis buku, La Ode Munafar, memaparkan materi saat acara seminar murid di SMP Islam Al-Azhar 21 Solo Baru, Sukoharjo, Jumat (7/10/2016). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

SMP Islam Al-Azhar 21 Solo Baru, Sukoharjo, menggagas Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran

Solopos.com, SUKOHARJO — SMP Islam Al-Azhar 21 Solo Baru mempelopori gerakan Indonesia Tanpa Pacaran bagi para siswa di sekolah tersebut. Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran bertujuan membentengi generasi muda Islam dari pengaruh pacaran yang berdampak negatif.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

SMP Islam Al-Azhar 21 Solo Baru menggelar seminar bertajuk Indonesia Tanpa Pacaran di Masjid Raya Al-Azhar, Jumat (7/10/2016). Seminar itu dihadiri penggagas gerakan Indonesia Tanpa Pacaran, La Ode Munafar, yang juga menulis buku berjudul sama.

Acara seminar murid itu diikuti ratusan siswa SMP Islam Al-Azhar 21 Solo Baru. Kepala SMP Islam Al-Azhar 21 Solo Baru, Moh. Pandoyo, mengatakan gerakan Indonesia Tanpa Pacaran sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Generasi muda Islam harus berkomitmen menjaga diri dari berbagai hal negatif seperti pacaran. “Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran sangat bermanfaat bagi para generasi muda Islam. Mereka merupakan calon pemimpin bangsa pada 2045 mendatang,” kata dia.

Generasi muda Islam harus memahami batasan antara laki-laki dan perempuan sesuai ajaran Islam. Islam melarang berpacaran, berpelukan, dan bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrim.

Hal ini harus dipahami generasi muda Islam dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Pandoyo, tak ada manfaat menguntungkan dari berpacaran. Justru, pacaran dapat merusak masa depan generasi muda Islam.

“Berdasar hasil penelitian di Inggris, suhu tubuh wanita bakal naik 10 derajat Celcius jika disentuh laki-laki terlebih pada bagian tubuh yang sensitif,” papar dia.

Seminar itu merupakan agenda kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Islam Al-Azhar 21 Solo Baru. Kegiatan ini digelar untuk mengisi kekosongan kegiatan setelah para siswa mengikuti ujian tengah semester.

Penggagas Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran sekaligus narasumber seminar, La Ode Munafar, mengaku kerap menerima curahan hati remaja yang rusak masa depannya karena pacaran. Menurut dia, pacaran merusak masa depan dari sisi psikologis, kehormatan, dan ajaran agama.

Dia membeberkan berdasar hasil survei, sekitar 98,03 persen mantan mahasiswa yang menuntut ilmu di Jogja sudah tak perawan. Kondisi ini akibat pacaran yang mengarah pada pergaulan bebas.

“Masa depan anak muda hancur gara-gara pacaran. Mayoritas laki-laki dan wanita yang pacaran telah melakukan hubungan badan,” papar dia.

Pria yang akrab disapa Ode ini menambahkan anak muda harus menjauhi pacaran yang dapat merusak masa depan. Para generasi muda Islam harus fokus menuntut ilmu, menambah wawasan dan pengetahuan, serta mengalikasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya