SOLOPOS.COM - Lem lalat diletakkan di meja sekolah untuk mengurangi populasi lalat yang menyerang di SMPN 2 Sambungmacan. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Dinamika pendidikan Sragen, ratusan siswa dan belasan guru SMPN 2 Sambungmacan terganggu serbuan lalat dalam sepekan terakhir.

Solopos.com, SRAGEN–Kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi 376 siswa dan belasan guru di SMPN 2 Sambungmacan, Sragen terganggu dengan adanya populasi lalat yang diperkirakan mencapai ribuan ekor sejak sepekan terakhir. Populasi lalat itu diduga berasal dari kandang ayam milik warga yang terletak 200 meter di sebelah selatan sekolah itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Konsentrasi siswa dalam belajar menjadi terganggu dengan banyaknya lalat yang memadati ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, dan yang paling banyak di kantin sekolah. Para siswa mengantisipasi banyaknya lalat itu dengan memasang jebakan lem yang dioleskan pada kertas. Sementara para guru menghalau lalat dengan menyalakan lilin di setiap meja guru.

Ekspedisi Mudik 2024

“Rasanya risih saat banyak lalat hinggap di tangan dan baju. Bahkan ada yang masuk ke sela-sela lipatan jilbab. Jadinya terganggu. Kalau pas pelajaran jadi enggak bisa fokus,” ujar Novitasari, siswi Kelas IXA SMPN 2 Sambungmacan saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (1/2/2016).

Adri Supriyanto, siswa kela IX lainnya, juga geli dengan lalat yang sering hinggap di telinganya. Saking banyaknya, Adri jijik melihatnya. Dia merasa lalat pada Senin kemarin tidak sebanyak pada pekan lalu. Kendati berkurang, kata dia, lalat-lalat itu tetap masih menganggu.
“Kami baru mengantisipasi dengan pasang perangkap lem lalat yang dioleskan ke kertas. Ternyata juga ngumpul banyak,” katanya.

Meja di kantin pun dipenuhi ratusan ekor lalat. Tak seorang siswa pun mendekati meja kantin itu. Lalat juga hingga berbaris di kawat tempat memajang aneka makanan ringan di kantin itu. Penjaga kantin pun sampai kewalahan mengusir lalat-lalat itu.

“Kami sudah melaporkan keluhan siswa itu kepada Kepala Desa Plumbon dan Camat Sambungmacan. Bahkan, kami melayang surat aduan sampai kali kedua ke Camat. Tetapi sampai sekarang lalat masih mengganggu aktivitas belajar para siswa. Untungnya tak ada siswa yang jatuh sakit karena lalat,” ujar Kepala SMPN 2 Sambungmacan, Bambang Sudaryono, saat ditemui Solopos.com, Senin.

Bambang menduga lalat-lalat itu berasal dari kandang ayam. Ketika panen ayam, sambung dia, jumlah lalat meningkat signifikan. Dia menyampaikan biasanya panen ayam itu dilakukan setiap tiga bulan sekali. Dia mengatakan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen sempat meninjau ke lokasi.

“Dari DKK juga siap memberi obat-obatan untuk membasmi lalat. Jadi sebelum panen, kondisi kandang disemprot dengan obat-obatan tertentu agar telur lalat mati. Tetapi lalat masih terus ada,” ujarnya.

Kepala Desa Plumbon, Sambungmacan, Joko Widodo (Jokowi), mengakui sempat menerima aduan dari SMPN 2 Sambungmacan. Surat aduan itu, kata dia, sudah dilayangkan ke Kecamatan Sambungmacan. Dia mengatakan pemerintah kecamatan sempat menindaklanjuti aduan itu tetapi sekarang muncul lagi.

Jokowi berharap ada tindakan tegas dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen agar mengurangi populasi lalat. “Kandang ayam yang menganggu lingkungan harus ditertibkan. Hla saat panen, lalat itu juga sampai ke rumah saya. Penyebaran lalat itu sampai radius 500 meter ketika panen ayam,” tuturnya.

Sementara itu, pengelola kandang ayam di Plumbon, Senthun, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin, sudah berupaya maksimal untuk membasmi lalat agar tidak menyebar ke warga. Dia sudah menggunakan berbagai obat-obatan yang disemprotkan ke bawah kandang agar mengurangi populasi telur lalat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya