SOLOPOS.COM - Siswa SMPN 1 Sumberlawang dikarantina di sekolah supaya mereka bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk belajar menjelang Ujian Nasional, Senin (1/5/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pendidikan Sragen, SMPN 1 Sambungmacan memberlakukan karantina bagi siswa peserta UN.

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah menetapkan Senin (1/5/2017) sebagai hari libur nasional guna menghormati Hari Buruh Internasional. Saat sebagian besar sekolah meliburkan siswa, SMPN 1 Sambungmacan justru sebaliknya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sekolah ini justru meminta siswa Kelas IX masuk sekolah pada Senin. Tidak hanya diminta masuk sekolah, 256 siswa dikarantina mulai pukul 09.30 WIB hingga 17.00 WIB.

Suara riuh siswa terdengar di aula sekolah tersebut. Ratusan siswa tidak berseragam itu duduk bersila di lantai aula. Masing-masing siswa membawa beberapa lembar soal.

Latihan mengerjakan soal itu dilakukan sebelum siswa menghadapi Ujian Nasional (UN). Latihan soal itu dipandu para guru.

“Saya menyambut baik karantina ini. Kalau dikarantina, waktunya tidak banyak terbuang. Jadi bisa lebih fokus belajar. Biasanya kalau belajar di rumah itu banyak diganggu aktivitas di media sosial melalui HP. Acara TV yang menarik juga menjadi godaan. Belum lagi kalau punya adik kecil yang ingin ini dan itu,” kata Bunga Santina, 14, siswa Kelas IX SMPN 1 Sambungmacan saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Bagi Bunga, belajar di sekolah lebih efektif. Selama belajar di sekolah, para siswa dilarang mengaktifkan ponsel. Bila mengalami kesulitan dalam memecahkan soal ujian, dia bisa berkonsultasi langsung dengan guru pendamping.

“Itung-itung ini jadi ajang untuk melatih mental jelang UN,” kata siswa asal Dusun Kenatan, Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, ini.

UN SMP berlangsung mulai Selasa-Kamis (2-4/5/2017) kemudian dilanjutkan Senin (8/5/2017) mendatang. Selama lima hari, 256 peserta UN bakal dikarantina di sekolah.

Lantaran tidak ada fasilitas penginapan, para siswa diminta dijemput orang tua pada pukul 17.00 WIB. “Jadi, ini bukan karantina murni karena siswa tidurnya di rumah. Ini semi karantina,” jelas Kepala SMPN 1 Sambungmacan Sidang Widodo.

Karantina siswa itu dilakukan setelah pihak sekolah melakukan penelitian kecil-kecilan. Penelitian itu memuat aktivitas siswa pada saat ujian berlangsung.

Dia tidak memungkiri masih ada siswa yang memilih keluyuran daripada belajar di rumah. Sidang berharap penerapan sistem itu bisa membawa dampak positif bagi pretasi siswa.

“Sistem ini kami adopsi dari salah satu sekolah di Thailand. Di Indonesia, sebenarnya sistem seperti ini sudah banyak. Belum lama ini kami berkunjung ke SMPN 1 Salaman Magelang yang sudah menerapkan sistem ini,” terang Sidang Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya