SOLOPOS.COM - Ketua Komite Sekolah Bambang R. Waskita (kanan) melihat kondisi pilar penyangga atap di teras depan ruang kelas IV A rusak karena dimakan usia saat berkunjung di SDN 3 Sragen, Jumat (21/10/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Pendidikan Sragen, para orang tua siswa SDN 3 Sragen keberatan dengan sumbangan yang disamaratakan.

Solopos.com, SRAGEN — Orang tua murid SDN 3 Sragen mengeluhkan adanya sumbangan sukarela untuk pembangunan lantai dan pagar di sekolah tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Para orang tua siswa keberatan karena sumbangan dibebankan kepada orang tua siswa kelas I dan II dengan nilai yang disamaratakan. Mereka menyampaikan keberatan itu saat bertemu wartawan, Kamis (20/10/2016) siang.

Orang tua siswa kelas II, Roni, 37, mengatakan para orang tua siswa sempat dikumpulkan di sekolahan untuk menerima penjelasan tentang rencana pembangunan pagar dan lantai masing-masing senilai Rp50 juta.

Rapat orang tua/wali siswa itu dipimpin Ketua Komite SDN 3 Sragen Bambang R. Waskita. “Nah, dalam pertemuan itu kemudian diputuskan sumbangan pembangunan dipukul rata senilai Rp800.000/siswa. Pembayarannya tiga bulan,” jelas Roni.

Roni mengaku pernah bertanya kepada kepala sekolah tentang nilai sumbangan itu. Ternyata, kepala sekolah memberi kelonggaran kepada orang tua siswa yang keberatan membayar.

“Kepala sekolah bilang berapa pun kemampuan membayarnya akan diterima,” ujarnya.

Orang tua siswa kelas II lainnya, Dian Wahyu, 31, sebenarnya tidak masalah ketika sekolah meminta sumbangan sukarela tetapi nominalnya jangan terlalu besar. Dian pernah meminta supaya angsuran sumbangan itu ditoleransi sampai enam bulan tetapi tidak disetujui.

“Kalau saya mampu membayar sumbangan Rp800.000/siswa itu asalkan diangsur selama enam bulan bukan tiga bulan. Kami meminta supaya nilai sumbangan itu ditinjau ulang agar tidak memberatkan orang tua siswa. Banyak orang tua siswa yang mengeluh tetapi tidak berani menyampaikan,” ujarnya.

Kepala SDN 3 Sragen, Marjono, saat dimintai konfirmasi, mengatakan orang tua siswa salah paham. Dia menjelaskan sekolah tidak pernah menarik pungutan apa pun ke orang tua siswa tetapi hanya merencanakan pembangunan pagar dan lantai kemudian diserahkan kepada komite sekolah.

Marjono mengatakan ada empat kelas dan teras yang akan dibangun lantainya, yakni kelas IV satu kelas, kelas V dua kelas, dan kelas VI satu kelas.

“Memang ada orang tua yang menemui saya. Sudah saya sampaikan kalau keberatan ya mampunya berapa pun diterima. Saya justru meminta orang tua itu menyampaikan kepada orang tua lainnya yang keberatan supaya bertemu saya dan saya siap mengakomodasi keinginan mereka. Sebenarnya saya tidak ikut dalam rapat. Tentang nilai sumbangan itu yang menentukan orang tua siswa sendiri bersama komite sekolah,” ujarnya.

Ketua Komite SDN 3 Sragen, Bambang R. Waskita, menjelaskan tidak ada paksaan dalam sumbangan dan nilainya pun tidak ditentukan. Bambang mengatakan komite hanya menawarkan ada rencana pembangunan dengan perincian dana Rp100 jutaan.

Dalam rapat itu muncul keinginan orang tua siswa dari kebutuhan dana itu kemudian dibagi rata supaya memudahkan dalam penentuan nilai sumbangan warga.

“Sumbangan itu sukarela. Yang mau membantu ya mangga. Yang keberatan ya silakan untuk tidak membantu. Tidak ada target dalam pembangunan tahun ini. Kalau realisasi kurang ya dilanjutkan tahun depan. Nilai itu sesuai kesepakatan orang tua, mau Rp200.000 ya silakan, mau Rp800.000 ya silakan dan Rp1 juta pun ya kami terima,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya