SOLOPOS.COM - Kondisi kuda-kuda ruang yang tersisa sudah disangga kayu dan bambu di ruang Kelas V MIM Taraman, Sidoharjo, Sragen, Rabu (28/3/2018). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Atap  ruang kelas V MIM Taraman, Sidoharjo, Sragen, ambrol karena sudah lapuk.

Solopos.com, SRAGEN — Atap ruang Kelas V Madrasah Ibtidaiah Muhammadiyah (MIM) Taraman, Sidoharjo, Sragen, ambrol pada Selasa (27/3/2018) siang. Beruntung runtuhnya atap itu saat ruangan tak dipakai aktivitas belajar mengajar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Atap ruangan itu runtuh karena kuda-kuda bangunannya lapuk dimakan usia. Guru Kelas IV MIM Taraman, Heru Adi Setyawan, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (28/3/2018), mengatakan kondisi struktur atap ruang Kelas V itu sudah lama dikhawatirkan para guru.

Sejak 1-2 bulan lalu, kata dia, para guru berinisiatif memindahkan kegiatan belajar mengajar (KBM) 19 siswa Kelas V ke Musala Ahmad Dahlan MIM Taraman. “Para guru khawatir jika anak-anak bertahan belajar di ruangan itu justru akan terancam keselamatannya. Kami tidak tahu persis runtuhnya. Yang jelas Selasa kemarin selepas KBM. Saya dikabari sore harinya, ternyata kayu-kayu sudah ditata warga sekitar. Bangunan Kelas V itu memang bangunan lawas. Kalau tidak salah, bangunan Kelas V itu buatan 1972,” ujar Heru.

Bangunan kelas V itu sudah berumur 45 tahun dan terhitung paling tua di kompleks MIM Taraman. Bangunan lain yang juga lawas, kata Heru, bangunan Kantor Guru, Kelas III, IV, dan VI.

Sebenarnya ruang Kelas III, IV, dan VI itu hanya dua ruang. Heru mengatakan karena tempatnya terbatas, dua ruang itu disekat dijadikan tiga ruang. “Ruang-ruang itu ya masih seperti ini sejak saya masih belajar di sekolah ini pada 1995 lalu,” katanya.

Sementara tiga ruang kelas lainnya, yakni Kelas IA, IB, dan II, sudah pernah direnovasi pada 2011 lalu. Untuk sementara para siswa Kelas V belajar di musala secara lesehan. Gurunya pun menerangkan pelajaran menggunakan papan tulis kecil.

Sementara itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen menginstruksikan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Sragen untuk bergerak menghimpun dana masyarakat untuk membantu rehab ruang Kelas V MIM Taraman. Instruksi itu dibenarkan Ketua Badan Pengurus Lazismu Sragen, Ikhwanushoffa, saat dihubungi Solopos.com, Rabu siang.

“Ya, PDM memang dhawuh ke Lazismu sebagai leading sector untuk penghimpunan dana rehab ruang Kelas V MIM Taraman. Kami sudah berkoordinasi dengan Majelis Dikdasmen [Pendidikan Dasar dan Menengah] Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidoharjo untuk akselerasi rehab ruang itu,” ujarnya.

Selain itu, Ikhwan juga meminta penjelasan MIM, komite sekolah, dan PCM setempat terkait dengan kemampuan keuangan yang bisa diupayakan. Kekurangannya nanti, ujar dia, ditutup Lazismu Sragen.

“Kami berharap Kamis [29/3/2018] pagi sudah dimulai proses rehab supaya tidak berpengaruh pada psikologis belajar para siswa,” ujarnya.

Ikhwan sebenarnya prihatin dengan kondisi MIM di beberapa daerah di Bumi Sukowati. Dia mengungkapkan kondisi MIM lainnya juga membutuhkan rehab tetapi akses ke Kementerian Agama terbatas.

“Akhirnya ya hanya mengandalkan kaki sendiri. Yang luar biasa keterlibatan masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya