SOLOPOS.COM - Desain awal alat penggorengan antikolesterol karya dua guru SMAN 1 Plupuh, Sragen. (Istimewa/Dokumentasi SMAN 1 Plupuh)

Dua guru SMAN 1 Plupuh, Sragen, menciptakan alat penggorengan yang hemat minyak.

Solopos.com, SRAGEN — Dua guru di SMAN 1 Plupuh, Sragen, membuat alat penggorengan hemat minyak menggunakan tabung stainless steel. Cara penggunaan alat tersebut pun tidak seperti menggoreng pada umumnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dua guru pembuat alat penggorengan itu bernama Rina Widyawati, guru mata pelajaran Kimia, dan Niken Tantiningtyas, guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Mereka adalah guru wiyata bakti di SMAN 1 Plupuh.

Alat tersebut menggunakan sistem pengabutan di dalam tabung. Saat dipanaskan menggunakan api kompor, tabung yang sudah dipasang di besi penggerak diputar. Untuk memutar tabung bisa manual atau pakai listrik.

Setelah tabung panas, minyak goreng dimasukkan ke dalam tabung dengan cara disemprotkan, lalu bahan makanan dimasukkan ke tabung. Karena panas di dalam tabung merata, beberapa jenis bahan makanan tak perlu pakai minyak.

“Tabung kami desain semi-oven. Untuk makanan tertentu seperti kacang tanah tidak perlu pakai minyak. Tapi untuk makanan yang butuh mengembang seperti kerupuk harus pakai minyak. Tapi itu pun sangat sedikit [minyak],” ujar Rina, Rabu (6/9/2017).

Jika menggoreng konvensional butuh minyak hingga 300 mililiter untuk mencapai kematangan yang pas, menggoreng dengan alat tersebut minyak goreng yang dipakai tidak sampai lima mililiter. Makanan tak perlu sampai terendam minyak.

“Minyak hanya perlu disemprotkan lewat ventilasi di tepi tabung. Untuk sementara masih manual. Tapi alat ini masih tahap pengembangan terus. Dengan cara ini kita bisa hemat minyak hingga 90 persen,” kata dia.

Rina menuturkan awalnya alat penggorengan antikolesterol mereka buat memakai panci wadah soto. Tapi seiring perkembangannya, panci tersebut diganti dengan tabung stainless steel yang dirancang dan dibuat sendiri.

Tabung tersebut dimodifikasi dengan diberi jendela untuk memasukkan dan mengeluarkan makanan yang digoreng. Selain itu mereka juga memasang kaca pireks tahan panas yang merupakan produksi dari negeri Paman Sam.

Penambahan kaca agar orang yang menggoreng bisa mengintip kondisi makanan di dalam tabung apakah sudah matang atau belum. “Dengan sistem menggoreng seperti itu makanan yang dihasilkan bisa lebih sehat,” tutur dia.

Rina mengungkapkan ide awal pembuatan alat penggorengan tersebut yakni banyaknya penyakit yang disebabkan kolesterol. Untuk membuat alat penggorengan tersebut Rina dan Niken hanya butuh uang Rp300.000.

“Biaya pembuatan tabung dan alat putarnya sekitar Rp50.000, kaca pireks sekitar Rp45.000 dan Rp200.000. Saat ini alat penggorengan ini masih dalam tahap penyempurnaan agar lebih bermanfaat bagi orang-orang,” harap dia.

Kepala SMAN 1 Plupuh, Sukarno, mengatakan alat penggorengan karya Rina dan Niken baru saja memenangi lomba Krenova tingkat Soloraya di Solo. Dalam waktu dekat mereka akan maju Krenova Jateng.

“Saya sangat bangga dengan lahirnya alat teknologi tepat guna ini. Selain mendukung usaha UMKM, alat ini lebih sehat karena antikolesterol. Semoga bisa melaju dan menang di ajang Krenova tingkat provinsi,” harap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya