SOLOPOS.COM - Ilustrasi matematika (JIBI/Dok)

Pendidikan Solo, sebagian siswa masih takut dengan pelajaran matematika.

Solopos.com, SOLO – Sebagian pelajar SMA di Kota Solo masih menganggap matematika sebagai mata pelajaran (mapel) yang menakutkan.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Hal itu terungkap dari perbincangan  dengan sejumlah pelajar SMA di Solo, Senin (14/11/2016). Menurut pelajar kelas XII SMAN 1 Solo, Sifa Iris L., mapel matematika masih menakutkan karena materinya cukupnya banyak dan sulit.

“Matematika menjadi momok bagi saya dan sebagian besar teman saya,” kata dia.

Meski matematika menjadi momok, dia tetap memilih jurusan IPA yang memiliki porsi pelajaran matematika cukup besar yakni selama tujuh jam dalam sepekan.

“Saya tertarik dengan mapel biologi sehingga memilih jurusan IPA,” tandasnya.

Rasa ketakutan terhadap mapel matematika juga diungkapkan pelajar SMAN 1 Solo lainnya Eusebia F.S. Pasalnya, dia menilai pelajaran matematika setiap tahun terus berkembang dan semakin sulit.

Dia menyebutkan pernah menanyakan materi matematika kepada kakak kelasnya ternyata tidak bisa menjawab karena kakak kelasnya menyatakan tidak pernah mendapatkan materi tersebut.

“Kendati sulit, saya bisa mengikuti pelajaran matematika kendati terkadang harus remidi [mengulang] karena nilai ulangan matematika di bawah KKM [kriteria ketuntasan minimal] sebesar 7,5,” ujar Eusebia yang mengambil jurusan IPA ini.

Rasa ketakutan terhadap mapel matematika membuat pelajar kelas XII SMAN 2 Solo Foura Cantika tidak memilih jurusan IPA dan mengambil jurusan IPS yang memiliki porsi jam pelajaran matematika tidak terlalu banyak.

“Memang tidak semua materi matematika sulit ada yang menyenangkan yakni materi tentang matrik. Tapi secara keseluruhan pelajaran matematika sulit,” ungkap dia.

Namun, bagi pelajar kelas XII SMAN 2 Solo Rizquna H.L, mapel matematika justru menjadi pelajaran yang menyenangkan.

Kendati, dia mengakui awalnya saat duduk di kelas X sempat tidak menyukai pelajaran yang berkaitan dengan perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan tersebut.

“Faktor guru matematika yang memberikan metode belajar dengan baik sehingga membuat matematika menurut saya menjadi menyenangkan,” beber Rizquna.

Sementara itu, guru bimbingan dan konseling (BK) SMAN 2 Solo Sri Suryati Yustina mengatakan faktor guru matematika sangat berperan untuk menjadikan pelajaran itu digemari para siswa.

Guru matematika lanjut dia, agar bisa membuat metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga membuat para siswa tidak merasa bosan.

“Guru matematika bisa menggunakan metode permainan dan diskusi untuk menarik minat para siswa,” tandas dia.

Sri yang telah mengabdi di dunia pendidikan sekitar 20 tahun ini membenarkan kalau mapel matematika sampai sekarang masih membuat takut sebagian besar para siswa.

Indikasinya dia menyebutkan dari sembilan kelas di SMAN 2 Solo dengan perbandingan lima kelas jurusan IPS dan empat kelas jurusan IPA.

“Kalau ada siswa yang mengalami hembatan terhadap pelajaran matematika dami memberikan bimbingan sehingga tidak ada yang stres,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya