SOLOPOS.COM - Ilustrasi proses belajar-mengajar SMP. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Pendidikan Solo, anggota DPRD mengomentari pelaksanaan lima hari sekolah yang masih monoton.

Solopos.com, SOLO — Enam SMPN di Kota Solo mulai uji coba lima hari sekolah selama dua pekan terakhir. Hal ini menyusul terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 23/2017 tentang Hari Sekolah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di sisi lain, kegiatan tambahan yang dilakukan di sekolah selepas jam reguler dianggap masih monoton. Hal ini terungkap dalam rapat kerja Komisi IV DPRD Solo dengan Dinas Pendidikan Kota Solo, di Kantor DPRD Solo, Jumat (4/8/2017).

Keenam SMPN di Solo ini adalah SMPN 1, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 22, SMPN 23, dan SMPN 24. Uji coba tak hanya diberlakukan di tingkat sekolah menengah pertama, tapi juga sekolah dasar.

Ada 51 SD baik swasta maupun negeri yang melaksanakan lima hari sekolah. Ketua Komisi IV DPRD Solo, Paulus Haryoto, menilai semestinya perlu pengawasan atau monitoring kegiatan selama pelaksanaan uji coba pemberlakuan lima hari sekolah.

Hal ini karena pemanfaatan waktu tersebut sekadar untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Meskipun sudah ada beberapa sekolah menggunakan waktu ini untuk kegiatan ekstrakurikuler.

“Laporan dari Disdik, kegiatan belum variatif. Dalam hal ini tentunya butuh pengawasan agar anak betul-betul bisa memanfaatkan waktu dengan aktivitas sesuai kebutuhan dan bisa menambah ilmu,” paparnya kepada wartawan.

Menurutnya, kegiatan tambahan yang diikuti siswa cukup beragam menyesuaikan masing-masing sekolah. Selain ekstrakurikuler seperti olahraga dan seni budaya, sekolah juga bisa memaksimalkan program keagamaan atau pun prakarya.

Sekretaris Komisi IV DPRD Solo, Siti Muslikah, mengapresiasi Disdik yang melibatkan orang tua siswa terkait keputusan pemberlakuan lima hari sekolah ini. Disdik melalui sekolah-sekolah diketahui mengedarkan blangko berisi setuju atau tidaknya wali murid terkait masuk sekolah dari Senin hingga Jumat ini.

Dari pengisian ini nantinya diketahui sikap orang tua siswa yang turut menentukan kebijakan lima hari sekolah. “Terkait uji coba, sekolah yang bisa mengukur mereka mampu atau tidak menjalankannya. Jika dirasa mereka tidak mampu dalam trial berjangka enam bulan, sekolah boleh berhenti. Laporan dari Disdik mereka baru mengumpulkan SMP soal kebijakan ini, nanti menyusul yang tingkat SD,” tuturnya.

Di sisi lain, siswa nantinya digeber dengan pendidikan karakter dalam program ini. Di samping itu, Disdik akan menerapkan pendidikan bertema yang bergantian setiap hari, antara lain terkait kebangsaan, religiusitas, dan budaya.

Anggota Komisi IV DPRD Solo, Kristianto, menambahkan semestinya pemerintah pusat melakukan kajian lebih mendalam sebelum menerbitkan kebijakan yang bakal berdampak bagi keberlangsungan pendidikan di Indonesia dari atas hingga level bawah. Menurutnya, seharusnya masa persiapan dulu untuk dipergunakan survei serta kajian menyeluruh.

“Apalagi ini harus melibatkan orang tua terkait pengawasan anak. Ada kekhawatiran anak-anak kian tak terpantau karena orang tua bekerja,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya