SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar.(JIBI/Solopos/Antara)

Pendidikan Solo, Disdik menyosialisasikan program lima hari sekolah yang dicanangkan Mendikbud.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota Solo menantikan surat resmi dari pemerintah pusat terkait penerapan lima hari sekolah untuk jenjang SD dan SMP yang dimulai tahun pelajaran 2017/2018 ini. Namun demikian Dinas Pendidikan (Disdik) Solo mulai menyosialisasikan program itu agar sekolah-sekolah dapat segera mempersiapkan diri.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Hal itu disampaikan Kepala Disdik Kota Solo, Etty Retnowati, saat dimintai informasi tentang persiapan Kota Solo dalam penerapan lima hari sekolah sesuai keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy.

“Kalau itu sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat, tentunya kami siap menindaklanjuti dan mempersiapkan. Sambil menunggu surat resminya, kami mulai dengan sosialisasi ke sekolah-sekolah, baik SD maupun SMP,” ujar Etty, Senin (12/6/2017). (baca: Sah, Sekolah Masuk 5 Hari Per 2017/2018)

Dia menambahkan sosialisasi tentang penerapan lima hari sekolah tersebut menyasar para pengawas, kepala sekolah, dan guru-guru. Berbagai komponen di sekolah, menurut Etty, memang harus dipersiapkan antara lain menyusun jadwal atau jam kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan konsep lima hari sekolah.

Selain itu persiapan juga dari sisi sarana dan prasarana, terutama fisik terutama agar siswa nyaman selama di sekolah. Misalnya, tempat ibadah, perlu dipersiapkan karena anak akan di sekolah hingga sore. Lalu kantin sekolah juga harus memadai karena tidak semua siswa membawa bekal makanan, namun ada juga yang membawa bekal uang.

“Saya sudah mengimbau kepada sekolah-sekolah untuk menyusun jadwal pelajaran selama lima hari sekolah,” imbuh Etty.

Persiapan Matang

Terpisah, Kepala SDN Manahan 1, Tri Hananto Budi Santoso, mengungkapkan, hingga Senin, pihak sekolah belum memperoleh perintah resmi terkait pelaksanaan lima hari sekolah.

“Kalau resminya belum memperoleh, namun baru dapat beri kalau mulai tahun pelajaran baru besok diterapkan lima hari sekolah,” kata Budi.

Terpisah, menurut Ketua Dewan Pendidikan Kota Solo (DPKS), Joko Riyanto, kebijakan tersebut sebenarnya masih perlu dikaji lebih jauh. Namun dengan sudah ditetapkannya kebijakan itu, sekolah-sekolah berkewajiban melaksanakannya.

“Untuk sekolah-sekolah negeri mungkin tidak masalah. Hanya memang perlu persiapan matang untuk seluruh komponen di sekolah,” ungkapnya.

Yang tak boleh dikesampingkan, menurut Joko, adalah kualitas pembelajaran di sekolah. Terlebih karena dengan lima hari sekolah, jam KBM akan menjadi lebih panjang bagi siswa.

“Padahal pada kenyataannya, anak-anak SD maupun SMP, setelah zuhur itu rata-rata daya serap untuk materi pelajaran sudah rendah. Tidak lagi konsentrasi. Untuk kondisi ini, guru-guru sebaiknya punya metode pembelajaran yang bisa membuat KBM menjadi efektif,” tambahnya.

Senada disampaikan Pengamat Pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, M. Furqon Hidayatullah. Menurut Furqon, persiapan, terutama dari sisi sarana dan prasarana harus segera dilakukan agar saat penerapannya, siswa-siswi akan merasa nyaman di sekolah.

“Perhatikan kondisi kelas, musala, kantin dengan makanan dan minuman yang sehat dan bersih, bahkan kamar mandi. Dengan kondisi sekolah yang nyaman, ramah anak, tentunya anak-anak akan betah dan mampu menerima materi pelajaran jam berapa pun, bahkan hingga sore hari,” tegas Furqon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya