SOLOPOS.COM - Anggota Komisi IV DPRD Solo meninjau SDN Panularan, Solo, Rabu (27/9/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Pendidikan Solo, anggota DPRD mengadakan sidak ke sejumlah SD.

Solopos.com, SOLO — Komisi IV DPRD Solo geram melihat proyek bangunan sekolah yang mulai rusak di beberapa lokasi. Salah satunya di SDN Panularan di mana atap gedung yang belum genap setahun dibangun sudah bocor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain mempertanyakan kualitas, para wakil rakyat ini juga menyangsikan komitmen rekanan serta pengawas proyek di bawah tanggung jawab Dinas Pendidikan Kota Solo itu. Atap gedung SD bocor itu diketahui anggota Komisi IV DPRD Solo saat melakukan inspeksi mendadak (sidak), Rabu (27/9/2017).

Ada tiga sekolah yang didatangi, yakni SDN Panularan, SDN Tegal Kuniran, dan SDN Bulukantil. Di SDN Panularan, Laweyan, sebenarnya tengah ada proyek lanjutan pembangunan tahap kedua yang baru rampung November mendatang.

Ekspedisi Mudik 2024

Namun demikian, yang menjadi catatan justru pembangunan tahap pertama yang rampung akhir 2016 lalu. Gedung berlantai dua di sebelah utara itu mulai ditempati Januari 2017 lalu. Ini masuk proyek tahap pertama senilai Rp3,5 miliar yang digarap oleh PT Duta Mas Indah pada 2016.

Akan tetapi, baru sembilan bulan dipakai atap dak beton itu bocor. Hal itu bisa dilihat bekas rembesan air di sejumlah titik di atap gedung sekolah baik lantai I maupun lantai II.

Anggota Komisi IV DPRD Solo, Reny Widyawati, kecewa berat setelah melihat kualitas bangunan sekolah yang menurutnya hanya asal bangun itu. Padahal ini tergolong bangunan baru yang kurang dari setahun. Kerusakan tak hanya terjadi pada bagian atap, tetapi juga sejumlah fasilitas lain di sekolah.

“Sekarang belum benar-benar musim hujan, tapi air sudah merembes ke atap. Bagaimana nanti kalau sudah musim hujan, kasihan anak-anak yang belajar. Selain itu, bangunan juga bisa makin rusak kalau begini,” tuturnya kepada wartawan di sela-sela sidak.

Masalah tak hanya di bagian atap, tetapi juga beberapa wastafel di depan ruang kelas di lantai II rusak tidak bisa dipakai. Sekolah terpaksa tak memasang saluran airnya lantaran berujung rembesan ke dinding serta atap lantai I. Di samping itu, slot kunci di pintu kelas banyak yang rusak.

Kepala SDN Panularan, Marni, mengakui bangunan yang mereka tempati terbilang baru dan belum ada setahun digunakan. Ia cukup khawatir dengan bocornya atap ini karena sudah mulai masuk musim hujan.

“Sekolah sebagai pemakai, jadi kalau ada apa-apa kami laporkan ke dinas. Meskipun begitu, kegiatan belajar mengajar [KBM] kami tidak terganggu meski pembangunan tahap lanjutan baru dikerjakan,” paparnya.

Di sisi lain, SDN Tegal Kuniran, Kecamatan Jebres, ada dua ruangan kelas yang tengah diperbaiki khsususnya bagian atap yang rusak karena digerogoti rayap. Padahal dua ruangan ini baru direhab pada 2014 lalu.

Ruangan untuk Kelas I dan Kelas II ini sudah tak dipakai sejak enam bulan lalu. Alhasil, kini Kelas I menempati ruang agama dan Kelas II memakai perpustakaan.

“Ruang kelas ini direhab pada 2014 lalu, tapi karena atapnya rusak jadi tak bisa dipakai. Alhamdulillah, tahun ini dapat bantuan perbaikan yang baru mulai dikerjakan pekan ini,” katanya.

Selain dua ruangan yang rusak, SDN Tegal Kuniran belum memiliki pagar sekolah di bagian belakang. Halaman sekolah di belakang ini langsung berhadapan dengan beberapa rumah penduduk. Dia berharap setelah ini mendapat bantuan untuk membangun pagar atau tembok sekolah.

Sedangkan di SDN Bulukantil tengah menggarap perbaikan dua ruang, yakni perpustakaan dan ruang agama. Namun demikian, pekerjaan baru sebatas pembongkaran untuk rehab atap. Sedangkan perbaikan belum dimulai.

Anggota Komisi IV DPRD Solo, Ana Budiarti, sangat menyayangkan kualitas bangunan sekolah yang terkesan asal bangun. Terlebih hal ini bukan kali pertama terjadi dalam proyek pembangunan gedung sekolah di lingkup Dinas Pendidikan.

“Setelah serah terima proyek tentunya ada masa perbaikan dari pemborongnya. Di samping itu, bagaimana dengan peran pengawasan proyek yang semestinya mengingatkan jika ada yang tidak benar,” paparnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya