SOLOPOS.COM - Mahasiswa Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Solo mengoperasikan mesin ring spinning di kampus, Jumat (25/8/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Solo yang dikembangkan pemerintah ini mahasiswa dibebaskan dari biaya sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP) selama dua tahun

Solopos.com, SOLO—Akademi Komunitas Industri TPT Solo menjadi role model atau percontohan bagi pengembangan akademi-akademi sejenis di industri strategis lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Mujiono, saat mengisi kuliah umum bagi mahasiswa di Kampus Akademi Komunitas Industri TPT di Jl. Ki Hajar Dewantara, Jumat (25/8/2017). “Sebagaimana harapan Menteri Perindutrian belum lama ini,” kata dia.

Mujiono menyampaikan akademi dengan spesialisasi teknologi industri tertentu diharapkan mampu menyediakan SDM yang kompeten di bidangnya sekaligus meningkatkan daya saing industri tersebut.

Terbatasnya perguruan tinggi vokasi yang menyelenggarakan pendidikan spesialisasi teknogi industri saat ini mendorong Kementerian Perindustrian mendirikan akademi komunitas industri. Tujuannya memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri yang kompeten serta meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Mahasiswa Akademi Komunitas Industri TPT Solo benar-benar dipersiapkan sebagai calon lulusan yang siap kerja. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan termasuk dari sisi mental sehingga mereka dituntut kuat sebelum dan saat memasuki dunia kerja.

Di akademi yang baru kali ketiga menerima mahasiswa baru ini, mahasiswa yang diterima diberi sejumlah fasilitas, salah satunya ikatan kerja. Selain penempatan kerja, mereka juga juga dibebaskan dari seluruh biaya pendidikan selama dua tahun.

Mujiono mengemukakan lulusan hanya harus mengganti dengan bekerja di tempat yang telah ditentukan selama tiga tahun. Akademi komunitas yang didirikan di Solo telah memiliki jaringan dengan sejumlah industri tekstil besar di Solo dan sekitarnya, di antaranya PT Danliris, PT Sritex, PT Pan Brothers, PT Duniatex dan lainnya.

Dalam perkuliahan, mahasiswa akademi komunitas juga mayoritas ditempa dengan praktik di pabrik. Dalam satu semester mahasiswa mengikuti perkuliahan selama dua bulan dan empat bulan sisanya di pabrik. Berbagai fasilitas pendidikan dan pelatihan kerja disediakan pemerintah mulai dari workshop, laboratorium, hingga perlengkapan senilai Rp35 miliar.

Mujiono juga berpesan pada pimpinan akademi untuk mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Sementara itu, Direktur Akademi Komunitas Industri TPT Solo, Abdillah Benteng, mengemukakan tahun ini menerima 214 mahasiswa baru di tiga program studi yakni Prodi Pembuatan Benang, Pembuatan Kain, dan Pembuatan Garmen. Seleksi cukup ketat karena peminatnya sangat banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya