SOLOPOS.COM - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sudiroprajan, di Jl. Sumase, Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo, pada Tahun Pelajaran 2017/2018 ditutup karena kekurangan murid, Selasa (1/8/2017). (Insetyonoto/JIBI/Solopos)

Dinas Pendidikan (Disdik) Solo menutup empat sekolah dasar negeri (SDN) pada tahun ajaran 2017/2018 karena kekurangan siswa.

Solopos.com, SOLO—Keempat SDN itu adalah Sudiroprajan, SDN Karengan, SDN Baturono, dan SDN Nayu Barat 3. SDN Sudiroprajan yang berlokasi di Jl. Sumase, Sudiroprajan, Jebres, lengang saat Solopos.com berkunjung ke sekolah tersebut, Selasa (1/8/2017). Kondisi bangunan sekolah yang terdiri atas dua lantai tersebut cukup baik kendati sebagai cat bagian depan terkelupas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasar pengamatan, bangunan lantai I digunakan untuk ruang Kelas I, Kelas II, ruang kepala sekolah, kantor tata usaha, dan perpustakaan. Sedangkan lantai II yang dihubungkan dengan tangga untuk Kelas III, IV, V, dan VI.

Meski SDN Sudiroprajan telah ditutup, namun salah satu ruangan masih digunakan untuk TK Siwi Peni 05. “Pada Penerimaaan Peserta Didik Baru [PPDB] 2017, SDN Sudiroprajan sudah tidak menerima siswa baru lagi,” kata guru TK Siwi Peni 05, Mamik, kepada Solopos.com di ruang kerjanya.

Dia tidak tahu alasan penutupan sekolah di tengah permukiman penduduk itu. Menurut Mamik, sebelum ditutup jumlah siswa Kelas I SDN Sudiropajan sedikit. “Murid yang mendaftar pada 2016 tidak sampai 10 orang,” jelas guru yang mulai mengajar di TK Siwi Peni 05 sejak 2012 lalu tersebut. Padahal, imbuh dia, SDN Sudiroprajan dulunya terkenal di Kelurahan Sudiroprajan dan sekitarnya. Jumlah murid saat itu cukup banyak.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Dinas Pendidikan Solo, Sulardi mengungkapkan SDN Sudiroprajan mulai Tahun Pelajaran 2017/2018 digabung dengan SDN lain. “SDN Sudiroprajan digabung dengan SDN Gandekan yang juga berlokasi di Kecamatan Jebres,” kata dia.

Alasan SDN Sudiroprajan digabungkan dengan SDN Gandekan, menurut Sulardi, disebabkan jumlah siswanya minim yakni di bawah 12 orang. Tujuan lain adalah keperluan manajemen pendidikan. “Kepala sekolah dan guru SDN Sudiroprajan dimutasi ke SDN lain,” jelas dia.

Selain SDN Sudiroprajan, ada tiga SDN yang digabung yakni SDN Karengan di Jebres digabung dengan SDN Kampung Sewu. SDN Baturono di Kecamatan Pasar Kliwon digabung dengan dan SDN Kusumodilagan serta SDN Nayu Barat 3 di Kecamatan Banjarsari digabung dengan SDN Nayu Barat 2. “Jadi tahun ini [2017] ada empat SDN yang digabung atau regrouping ke SDN lain,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya