SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pendidikan Solo, ada 20 SD negeri yang berpotensi digabung karena jumlah siswanya minim.

Solopos.com, SOLO — Dinas Pendidikan (Disdik) Solo telah mengantongi data sejumlah sekolah dasar negeri (SDN) di Kota Bengawan yang berpotensi atau digabung (regrouping) tahun ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, Disdik belum memastikan waktu pelaksanaannya. Salah satunya karena menunggu adanya usulan penggabungan sekolah dari unit pelaksana teknis (UPT) masing-masing kecamatan.

Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar (SD) Disdik Kota Solo, Wahyono, mengemukakan beberapa SDN dengan jumlah siswa kurang dari 120 anak layak digabung. Dia mencatat ada 20 SDN yang jumlah siswanya kurang 120 anak.

Ekspedisi Mudik 2024

Sekolah-sekolah tersebut tersebar di empat kecamatan, yaitu Banjarsari, Pasar Kliwon, Jebres, dan Laweyan. “Kami sudah berkoordinasi dengan UPT, salah satunya kami juga meminta masukan dari teman-teman di UPT dan agar segera diusulkan jika ada sekolah yang memang harus di-regrouping karena yang mengetahui bagaimana kondisi sekolah-sekolah tersebut kan UPT,” ungkap Wahyono ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (7/2/2017).

Penggabungan sekolah, menurut Wahyono, tujuan utamanya yakni efisiensi, terutama dari sisi anggaran. Imbas positif penggabungan sekolah salah satunya untuk pengisian kekosongan tenaga pengajar di sekolah lain yang membutuhkan.

“Sisi positif lainnya menyangkut pemenuhan syarat sertifikasi guru. Misalnya, guru yang semula mengajar di sekolah lama yang siswanya kurang dari 20 anak tentunya tidak bisa ikut sertifikasi karena tidak memenuhi syarat. Dengan regrouping, jumlah siswa dimungkinkan bisa lebih dari 20 orang dan guru bisa memenuhi syarat sertifikasi,” bebernya.

Namun,  dia mengakui penggabungan sekolah juga akan mengurangi jumlah gugus dan itu berdampak terhadap pengawas. Dalam prosesnya, Wahyono mengatakan penggabungan sekolah harus mempertimbangkan banyak faktor.

“Termasuk ketersediaan tenaga pengajar, guru, dan pengisian jabatan kepala sekolah, letak geografis, sampai dengan berkurangnya jumlah gugus dan sebagainya, harus dipertimbangkan secara cermat dan proses yang panjang,” tandasnya.

Sejauh ini, lanjut dia, dalam penggabungan sekolah, proses yang dilalui termasuk berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait. Di sisi lain, Wahyono mengatakan telah memberikan saran kepada pengelola SD swasta yang siswanya masih kurang dari 120 orang.

Dia berharap yayasan SD terkait bisa memberikan perhatian terhadap permasalahan minimnya siswa dan meningkatkan layanan. Dia berharap dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang dikucurkan pemerintah ke sekolah-sekolah dapat dimanfaatkan secara optimal.

Berikut data SD dengan siswa kurang dari 120 anak sesuai hasil pendataan Disdik Solo.

Kecamatan Laweyan
1. SDN Cakraningratan: 99 siswa
2. SDN Mangkubumen Kulon: 103 siwa
3. SDN Tegal Ayu: 118 siswa
4. SDN Sriwedari: 103 siswa
5. SDN Bumi 2: 77 siswa
6. SDN Kerten 2: 106 siswa

Kecamatan Pasar Kliwon
1. SDN Kusumodilagan: 89 siswa
2. SDN Loji Wetan 93 siswa
3. SDN Gurawan: 99 siswa
4. SDN Baturono: 86 siswa

Kecamatan Jebres
1. SDN Belik: 79 siswa
2. SDN Bororejo: 101 siswa
3. SDN Tegalharjo: 87 siswa
4. SDN Karengan: 74 siswa
5. SD Sudiroprajan: 51 siswa
6. SD Purwoprajan 1: 87 siswa
7. SDN Tegalkuniran: 108 siswa
8. SDN Sanggrahan: 119 siswa

Kecamatan Banjarsari
1. SDN Nayu Barat 3: 90 siswa
2. SDN Sumber 6: 118 siswa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya