SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar.(JIBI/Solopos/Antara)

Pendidikan Semarang ditandai kurangnya sejumlah sekolah dasar (SD) negeri.

Semarangpos.com, SEMARANG — Sejumlah sekolah dasar (SD) negeri di Semarang terancam mengalami kekurangan peserta didik akibat kurangnya pendaftar dibandingkan daya tampung yang tersedia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data pada laman Penerimaan Peserta Didik (PPD) Kota Semarang 2015, Kamis (16/6/2016), terdapat sejumlah SD negeri yang jumlah pendaftarnya pada pilihan pertama hanya di bawah 10 siswa.

Sebutlah saja sebagai contoh, SD Negeri Kandri 02 yang pendaftar pilihan pertamanya hanya lima orang, SD Negeri Bugangan 01 juga sama dengan pendaftar lima orang, kemudian SD Negeri Wonodri delapan orang.

Namun, jika ditambahkan dengan pendaftar pilihan kedua, SD Negeri Kandri 02 tertolong menjadi 30 pendaftar, SD Negeri Bugangan 01 menjadi 41 pendaftar yang keduanya berdaya tampung 40 siswa.

Sementara untuk SD Negeri Wonodri hanya menjadi 12 pendaftar meski sudah digabung pilihan pertama dan kedua, sama dengan SD Negeri Podorejo 03 yang jumlah pendaftarnya hanya 12 siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin mengakui adanya sejumlah SD di wilayah tersebut yang jumlah siswanya kurang dari daya tampung yang disediakan, yakni 40 kursi/kelas.

Menurut dia, SD-SD yang kekurangan siswa sebelumnya juga sudah ada yang di-merger atau digabungkan dengan SD lain yang lokasinya berdekatan karena memang kekurangan jumlah peserta didik.

Namun, kata dia, merger sekolah harus dilakukan dengan kajian, mengingat kurangnya siswa bisa diakibatkan berbagai faktor, salah satunya anak usia sekolah di suatu wilayah sudah habis.

“Jadi, ada wilayah-wilayah tertentu yang masyarakatnya sudah mbah-mbah [manula] karena anak-anaknya sudah pindah ke kawasan lain. Akhirnya, di situ tidak ada anak usia sekolah,” tuturnya.

Maka dari itu, terangnya, Disdik aktif berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) dan Bappeda Kota Semarang untuk memantau pergerakan statistik data kependudukan.

Sementara itu, Kepala Bidang Monitoring dan Pengembangan (Monbang) Disdik Kota Semarang Taufik Hidayat menyebutkan pada tahun ajaran ini ada satu sekolah yang sudah dimerger atau digabung.

“Ada satu SD, yakni SD Negeri Gabahan 01 dan 02 menjadi SD Negeri Gabahan. Namun, untuk tahun ini belum ada rencana [merger SD] lagi. Lihat dulu perkembangannya bagaimana,” ujarnya.

Taufik menjelaskan SD-SD pinggiran yang kekurangan murid belum bisa begitu saja dimerger karena harus memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat berapapun jumlah siswanya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya