SOLOPOS.COM - Peserta bersiap mengikuti jalan sehat gebyar kreativitas anak berkebutuhan khusus (ABK) di Alun-alun Ponorogo, Kamis (26/1/2017) pagi. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Pendidikan Ponorogo, saat ini hanya 500 ABK yang menikmati bangku sekolah.

Madiunpos.com, PONOROGO — Pemerintah Kabupaten Ponorogo menyebut masih banyak anak berkebutuhan khusus (ABK) yang belum menikmati bangku sekolah. Saat ini hanya ada 500 ABK di Ponorogo yang belajar di sekolah formal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saat ini terdata hanya ada 500 ABK yang belajar di sekolah formal. Namun, saya yakin masih banyak ABK yang belum sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Ponorogo, Tutut Erliena, kepada wartawan di sela-sela acara Gebyar Kreativitas ABK di Alun-alun Ponorogo, Kamis (26/1/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Tutut mengatakan salah satu alasan banyak ABK yang tidak sekolah karena orang tua enggan untuk melaporkan kondisi anaknya. Menurut dia, ketika orang tua mau aktif untuk melaporkan mengenai kondisi anaknya kepada pemerintah tentu akan diberikan fasilitas sekolah khusus bagi anak tersebut.

“Untuk itu, kami membuka lebar informasi mengenai hal ini. Supaya ABK yang belum masuk ke sekolah bisa dilaporkan ke dinas terkait,” jelas dia.

Hingga kini, kata dia, ada sekitar sepuluh sekolah yang telah menerapkan sekolah inklusi. Yaitu sekolah umum yang bisa menerima ABK dan belajar bersama dengan siswa lainnya. Dia menyebut sekolah inklusi itu terdiri dari berbagai jenjang seperti SD hingga SMA.

Di sekolah inklusi, anak berkebutuhan khusus akan mendapatkan keterampilan dari guru. Namun, saat ini jumlah tenaga pengajar khusus untuk ABK memang masih terbatas.

“Tahun 2017 ada beberapa sekolah yang akan mengajukan untuk menjadi sekolah inklusi. Tetapi saat ini baru pengajuan. Karena sekolah itu juga harus memiliki tenaga pendidik yang memadahi juga untuk melatih keterampilan anak,” jelas dia.

Mengenai anggaran untuk ABK, kata Tutut, Pemkab Ponorogo tahun ini belum memilii anggaran khusus bagi ABK. Namun, saat ini hanya ada anggaran yang masuk di Dinas Pendidikan untuk program pengembangan kompetensi tenaga pengajar ABK.

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, mengatakan pembangunan Ponorogo tidak boleh melupakan anak berkebutuhan khusus. ABK harus ikut dalam pengembangan dan pembangunan Ponorogo.

Dia berjanji akan menyisir melalui kecamatan untuk mencari ABK yang belum terurus untuk mendapatkan keterampilan. Pemerintah harus berperan lebih untuk menjamin dan meningkatkan taraf hidup ABK.

“Kami berharap anak berkebutuhan khusus di Ponorogo bisa hidup mandiri. Kami meminta kepada ABK untuk tidak berkecil hati karena kondisi fisik yang berbeda dengan orang kebanyakan,” jelas Ipong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya