SOLOPOS.COM - Ilustrasi aksi demo pelajar (Dok. Solopos)

Siapa di antara Sobat Gaul yang ikut organisasi? Pasti banyak bukan? Selain untuk menambah pengalaman, berorganisasi merupakan wujud dari peran remaja dalam berdemokrasi. Tapi apakah memang sudah waktunya pelajar mulai terjun berpolitik untuk menyampaikan aspirasi? Bukankah itu lebih banyak dilakukan para mahasiswa?

Menurut Rifqi Ahmad Makarim, siswa Kelas XI IPA 3 yang juga Ketua OSIS SMAN 1 Solo, remaja saat ini umumnya pasif dan kurang berminat terhadap politik dan demokrasi. “Kedua hal tersebut dianggap urusan orang dewasa dan seakan-akan para remaja tidak memiliki peran dalam perkembangan politik dan demokrasi,” ujar Makarim kepada Wartawan Siswa (Wasis) The Young.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara menurut Syanindita Namira Amadea, siswi Kelas XI IPA 6 SMAN 1 Sragen, reformasi adalah perubahan dalam suatu masyarakat yang bertujuan untuk perbaikan. Dia juga mengatakan belum banyak remaja yang peka atau peduli terhadap perkembangan politik dan demokrasi. Kebanyakan dari mereka hanya “ikut-ikut” memanaskan suasana dengan turut bersuara suatu permasalahan. “Tapi enggak sedikit pula remaja yang aktif memberikan aspirasi mereka tentang perkembangan masalah,” ujar cewek kelahiran Surabaya, 8 Maret 2000, yang akrab dipanggil Syanin ini.

Fadhlan Hidayat Imani

Fadhlan Hidayat Imani

Memang, bagaimana sih remaja memandang politik? ” Sejauh yang aku tau sekaligus apa yang juga disampaiin guru PKN-ku, politik itu suatu jalan yang ditempuh untuk menjalankan pemerintahan,” kata Alya Rahma Adriani, siswi berkacamata dari kelas XI MIPA 1 SMA Al-Islam 1 Solo. “Menurut Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Kalau menurutku sendiri politik adalah kegiatan untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan, biasanya tujuannya untuk kebaikan bersama,” kata Fadhlan Hidayat Imani, anggota Pramuka dari Kelas XI SMAN 1 Karanganyar.

Alya dan Fadhlan mengaku belum pernah ikut berpartisipasi langsung dalam dunia politik [pemilu] karena usia mereka belum mencapai 17 tahun. Yang mereka lakukan cuma ikut diskusi-diskusi kecil seputar politik. Tapi, mereka terlihat sangat bersemangat ikut dalam pesta demokrasi alias Pemilu 2019 nanti. Nah soal aspirasi, hal-hal apa saja sih yang biasa para remaja ingin sampaikan? Makarim mengatakan aspirasi yang biasa disampaikan pelajar pada umumnya tentang masalah keseharian mereka, seperti kehidupan di sekolah, lingkungan rumah, dan kegiatan-kegiatan mereka yang lain.

Syanindita Namira Amadea

Syanindita Namira Amadea

“Aspirasi mereka dapat disalurkan dengan memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan gagasan yang lugas dan jelas serta mewujudkannya secara nyata,” ujar cowok jangkung berkacamata yang selalu terinspirasi tokoh nasionalis Mohammad Hatta ini. Sedangkan Syanin beranggapan aspirasi yang ingin disampaikan para remaja mengenai perkembangan dunia pendidikan, terlebih terhadap sistem pendidikan yang kerap berubah-ubah yang membuat pelajar harus beradaptasi sebaik mungkin. Hal lain yang jadi perhatian pelajar adalah edukasi di luar sekolah seperti tayangan televisi dan lain sebagainya yang semakin lama semakin tidak sesuai untuk mereka. “Cara menyalurkan aspirasi yang baik adalah dengan tidak bertele-tele, menggunakan pemilihan kata yang tepat dan sopan serta tentunya tidak mengandung unsur SARA,” jelas cewek yang terinspirasi oleh Hellen Keller ini.

Namun, ada juga cara baru menyampaikan pendapat. Tidak melalui demonstrasi atau unjuk rasa. Caranya dengan terlibat dalam petisi online mengenai tema tertentu. “Boleh-boleh saja, dan menurutku malah lebih efektif karena kan sekarang zamannya media sosial, bisa jadi orang-orang lebih tertarik dengan cara itu Tapi jangan lupa untuk selalu bertanggung jawab atas apa yang dikatakan,” kata Alya. Tak berbeda jauh dari Alya, Fadhlan juga mengaku tidak ada masalah jika suatu pendapat disampaikan via apa pun. Anggap saja petisi online sebagai surat terbuka untuk pemerintah. “Yang terpenting adalak harus selalu menjaga etika,” kata Fadhlan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya