SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kemajuan suatu bangsa dapat diukur antara lain dari tingkat pendidikan rata-rata masyarakatnya. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin beradab bangsa itu. Makin tinggi pula tingkat kesejahteraannya.
Pendidikan tidak mungkin tumbuh dan berkembang tanpa melihat ke dunia luar. Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) berkembang di mana-mana. Karenanya, bangsa yang ingin maju harus membuka diri pada perkembangan di negara lain.
Hingga awal tahun 1970an, Malaysia misalnya, mengirim dosen, mahasiswa, dan guru-guru ke Indonesia. Tapi, negeri itu secara teratur setiap tahun juga mengirim sekitar 15 ribu mahasiswa ke negara lain, mulai dari Amerika, Eropa, hingga Timur Tengah.
Mereka menimba iptek di negara orang. Selain belajar, mereka sekaligus mendapatkan pengalaman, yang sangat bermanfaat membuka cakrawala berpikir dan bertindak dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak heran kalau banyak di antara mereka yang kemudian pulang ke Malaysia dan menjadi tokoh nasional, bahkan internasional.
Pada tahun 1970an, Dato Rahmat, Menteri Penerangan yang sangat terkenal, adalah mantan mahasiswa UI. Mahathir Mohammad pernah menimba ilmu kedokteran di Inggris. Begitu pula halnya dengan Perdana Menteri Abdullah Badawi (Pak Lah), yang menimba ilmu di Inggris.
Selama lebih dari 30 tahun, Malaysia memetik manfaat strategi outward-looking itu. Outward looking berarti memandang keluar, baik luar negeri maupun luar daerah. Strategi ini lawan dari inward looking, yang lebih melihat ke dalam diri sendiri.
Tenaga terdidik di luar negeri itu pulang untuk membangun Malaysia. Hasilnya sangat terasa. Manajemen negara makin membaik. Infrastruktur jalan, sarana dan prasarana umum di perkotaan dan pedesaan, sudah jauh melampaui Indonesia.
Kini, jarang ada mahasiswa atau guru asal Malaysia yang belajar ke Indonesia, sebab pendidikan mereka sudah lebih tinggi. Sebaliknya, kita harus belajar ke Malaysia. Mensesneg Yusril Ihza Mahendra, misalnya, adalah lulusan USM Penang.
Jadi, tidak ada strategi lain kalau kita ingin maju seperti Malaysia. Kita kirim dosen, guru, mahasiswa, pelajar lulusan SMU sebanyak-banyaknya keluar negeri, terutama yang bahasa Inggrisnya bagus, kirim ke Amerika, Inggris, Australia, Singapore. Yang bisa bahasa melayu, sekolahkan ke Malaysia atau Brunei. Yang hanya bisa bahasa Indonesia, harus digenjot kemampuannya untuk menguasai bahasa asing sebab bahasa adalah jendela untuk melihat ke luar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya