SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI)

Pendidikan Klaten diwarnai dengan penggabungan 35 SD lantaran kekurangan murid.

Solopos.com, KLATEN – Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten telah mengabungkan 35 sekolah dasar (SD) di Klaten sejak 2011. Penggabungan ini terpaksa dilakukan lantaran jumlah siswa di sekolah itu minim, yakni kurang dari 60 siswa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar Disdik Klaten, Bambang Teguh, mengatakan melalui penggabungan sekolah, diharapkan biaya operasional yang ditanggung masing-masing sekolah jauh lebih hemat.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dalam menentukan regrouping [penggabungan] itu tidak boleh asal-asalan. Semua ada prosedurnya. Seperti membahas terlebih dahulu dengan komite sekolah, kepala desa (kades), dan camat. Kalau pihak desa atau kecamatan masih nggondeli, proses regrouping tidak bisa berjalan. Saat ini kami terus memantau kondisi SD di Klaten apakah masih ada yang perlu digabung atau tidak,” katanya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (28/5/2015).

Bambang menyebutkan saat ini pihaknya telah menerima proposal pengajuan regrouping SD di Ngolodono, Karangdowo.  Dalam waktu dekat, Disdik Klaten segera menyurvei SD tersebut. Disdik masih memberi waktu kepada sekolah itu untuk mengembangkan diri, baik secara kualitas dan kuantitas.

“Permintaan regrouping selalu ada dalam beberapa tahun terakhir. Pangkal dari permintaan regrouping itu mayoritas adalah kekurangan siswa dan guru. Tahun ini, sudah ada permintaan regrouping secara tertulis dari SD di Karangdowo. Ada pula yang rasan-rasan agar sekolahnya dapat digabung, seperti SD di Karanganom, Kebonarum, dan Kalikotes,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Disdik Klaten, Pantoro, mengatakan persoalan regrouping sekolah tak terlepas dari minimnya ketersediaan guru pegawai negeri sipil (PNS) di beberapa SD.

“SD di Klaten ini termasuk masih minim guru. Sebagian besar jumlah guru PNS di tingkat SD di Klaten masih kurang ideal. Minimal harus ada tujuh guru PNS di setiap SD. Minimnya guru PNS ini untuk sementara waktu diakali dengan memaksimalkan keberadaan guru bantu atau guru wiyata bakti,” katanya.

Kabid Umum dan Kepegawaian Disdik Klaten, Sri Nugroho, menyebutkan saat ini Kota Bersinar mengalami kekurangan guru SD mencapai 1.731 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya