SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar (JIBI/Solopos/Dok)

Pendidikan Klaten sebanyak 1.513 anak putus sekolah.

Solopos.com, KLATEN – Jumlah anak putus sekolah di Klaten tahun 2014 mencapai 1.513 orang. Jumlah yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut berkurang jika dibandingkan anak putus sekolah di tahun 2013 yang mencapai 2.445 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, data angka putus sekolah yang dimiliki BPS Klaten dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten sangat berbeda. Data BPS menyebutkan jumlah anak putus sekolah di tingkat SMP sederajat di tahun 2014 mencapai 891 orang. Sedangkan, jumlah siswa tingkat SMA sederajat yang mengalami putus sekolah mencapai 622 orang.

Dibandingkan data BPS tahun 2013, jumlah tersebut jauh menurun. Angka putus sekolah di tingkat SMP sederajat tahun 2013 mencapai 297. Anak putus sekolah di tingkat SMA sederajat mencapai 2.148 orang.

Data BPS tersebut sangat berbeda data anak putus sekolah yang bersumber dari Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten. Jumlah anak sekolah di tahun 2014 mencapai 318 orang. Di tahun 2013, jumlah anak putus sekolah mencapai 469 orang.

“Memang, data yang kami miliki berbeda dengan data yang dimiliki Disdik. Itu data secara global yang kami miliki. Kami tak merinci anak putus sekolah hingga ke tingkat kecamatan atau penyebab terjadinya putus sekolah itu sendiri,” kata Kepala Seksi (Kasi) Statistik Sosial BPS Klaten, C. Harto Adi, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Kamis (24/3/2016).

Sosialisasi Publik

Harto Adi mengatakan data anak putus sekolah yang dimiliki BPS sudah disosialisasikan ke publik. BPS tidak memiliki kewajiban memberikan data tersebut ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klatan atau Disdik Klaten.

“Kami sudah publikasikan data itu. Kalau beda dengan data di Disdik Klaten, tak masalah. Data yang kami miliki berdasarkan data survei sosial ekonomi nasional. Kalau dari Pemkab Klaten [termasuk Disdik Klaten] ingin menggunakan data kami, silakan saja,” katanya.

Terpisah, Ketua Disdik Klaten, Pantoro, mengatakan beberapa hal yang melatarbelakangi adanya anak putus sekolah, di antaranya kemiskinan, broken home, dan anak yang dipaksa bekerja oleh orang tuanya.

“Kami terus sosialisasikan ke seluruh elemen masyarakat agar anak usia sekolah jangan sampai tidak sekolah. Soal data BPS, kami akan mengecek terlebih dahulu. Kami juga sudah menyediakan bantuan operasional sekolah (BOS), beasiswa, dan sekolah kejar paket untuk mengurangi jumlah anak putus sekolah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya