SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SDN 01 Blulukan, Colomadu, Karanganyar, bermain di halaman sekolah setempat, Jumat (4/8/2017). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Pendidikan Karanganyar, belasan SD di Colomadu minim murid.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sedikitnya 11 sekolah dasar (SD) dari 33 SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, kekurangan murid. Pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) lalu sejumlah sekolah tersebut hanya mendapat murid kurang dari 20 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Syarat kelas ideal jumlah murid suatu sekolah antara 20 orang sampai 28 orang. Jadi kalau suatu sekolah saat PPDB lalu hanya mendapat murid kurang dari 20 orang berarti masuk kategori sedikit,” ujar Penilik SD Colomadu, Agus Siswanto, ketika ditemui di Colomadu, Jumat (4/8/2017).

Menurut dia minimnya murid yang didapat saat PPDB dipengaruhi beberapa sebab. Di antaranya diduga akibat keberhasilan program keluarga berencana, banyaknya SD dan MI, berdekatannya lokasi sejumlah SD di Colomadu dengan daerah lain sehingga memicu persaingan ketat.

Dia menjelaskan berdekatannya Colomadu dengan Kota Solo memicu orang tua siswa banyak yang memilih menyekolahkan putra putri mereka ke Solo. Sebab mereka beranggapan sekolah di Kota Solo lebih baik dibanding sekolah di Colomadu.

Terkait persoalan tersebut, pihaknya memberi kelonggaran kepada sekolah terutama yang kekurangan murid dengan masih memperbolehkan menerima murid baru. Dengan demikian sekolah yang minim murid akan terbantu mendapatkan peserta didik baru sehingga proses belajar mengajar bisa lebih kompetitif.

Sementara itu Kepala SD 01 Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Herry Susanto yang sekolahnya berbatasan dengan Kota Solo membenarkan sulitnya mendapatkan siswa. Dia mengatakan pada PPDB tahun ini pihaknya mendapatkan 17 siswa.

“Minimnya murid yang didapat oleh beberapa sekolah di Colomadu memang dipengaruhi banyak faktor. Untuk persoalan di sekolah kami, karena ‘bahan baku’ siswa dari TK yang ada di Blulukan memang minim sekali,” ujar dia.

Selain itu, kata Heri, belum tentu lulusan TK tersebut semuanya masuk di SDN 01 Blulukan. Sebab banyak sekolah yang berdekatan dengan SDN 01 Blulukan di antaranya sejumlah sekolah di Kota Solo.

Kondisi ini dinilai berpengaruh besar terhadap perolehan siswa saat PPDB lalu. Terkait persoalan itu pihaknya mengaku tak bisa berbuat banyak, karena tidak bisa memaksa masyarakat agar menyekolahkan di sekolahnya.

Secara terpisah hal serupa juga dikemukakan Kepala SDN 01 Ngasem, Surtanti. Tahun ini sekolahnya mendapat 19 siswa.

“Di desa kami satu desa ada dua SDN, satu SDIT dan satu Madrasah Ibtidaiah. Tentu ini menjadi persaingan menjadi ketat sekali. Apalagi waktu PPDB tidak sama, karena sekolah swasta sering kali lebih dahulu membuka pendaftaran. Karena itu kami mohon yang berkompeten mencarikan solusi yang tepat,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya