SOLOPOS.COM - Siswa sekolah (Dok)

Sukoharjo (Solopos.com)--Ketua Forum Komunikasi (Forkom) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Negeri se-Indonesia, Furqon Hidayatullah menyatakan implementasi pendidikan karakter bukan untuk dijadikan mata pelajaran tersendiri, hal itu hanya akan membebani kurikulum.

Pendidikan karakter sejatinya adalah pembelajaran afektif yang mengajarkan siswa atau mahasiswa menjadi pribadi yang tahu sopan santun, disiplin dan saling menghormati. Jika pelajaran tersebut diberikan secara khusus menjadi bidang mata pelajaran atau mata kuliah hal itu hanya membikin anak tajam dari segi kognitif, yakni pembelajaran yang didapatkan dari proses berfikir saja. Sementara, sambung dia, pendidikan karakter ini membutuhkan teladan dan pola pembiasaan dari siswa dengan lingkungannya.

“Saya tidak setuju pembelajaran pendidikan karakter ini menjadi satu bidang studi, hal ini ke depannya hanya akan membebani kurikulum,” ungkap dia pada acara seminar Peran Perguruan Tinggi Agama terhadap Pembentukan Karakter Bangsa di Hotel Pramesti, Kartasura, Sukoharjo, Selasa (15/11/2011).

Lantas bagaimana cara mengimplementasikan pendidikan ini? Furqon mengatakan perlu dukungan terus menerus dari pendidik maupun siswa untuk menerapkan konsep pembentukan karakter. Dia mengatakan pelajaran pendidikan karakter ini dapat langsung dipraktekan di kelas saat proses pembelajaran berlangsung sehingga tidak harus pendidikan ini menjadi satu mata pelajaran khusus. “Pendidikan karakter yang diubah menjadi materi pelajaran akan sama halnya dengan penataran Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (P4) jilid II, dan hal itu bukan tujuan utamanya,” jelas dia.

(das)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya