SOLOPOS.COM - Bandung Career Expo di Gedung Landmark, Kamis (15/1/2015). (Rachman/JIBI/Bisnis)

Jumlah pengangguran yang merupakan lulusan Strata satu masih menyentuh angka 18%

Harianjogja.com, JOGJA-Jumlah pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K) ke bawah, sebanyak 75 persen (%). Selain itu, jumlah pengangguran yang merupakan lulusan Strata satu masih menyentuh angka 18%. Kondisi ini disebabkan oleh lulusan yang memilih-milih dalam menerima tawaran pekerjaan.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY Andung Prihadi menuturkan, menurut data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik Agustus 2015 silam, total pengangguran di DIY sebanyak 80.255 jiwa, dari jumlah tersebut, 54% di antaranya berasal dari lulusan SMA/K, 12% lulusan Sekolah Menengah Pertama dan ada pengangguran dari usia Sekolah Dasar sebanyak delapan persen. Atas kondisi ini, pihaknya kemudian berniat, ke depan, pengangguran di DIY harus banyak diintervensi dengan pelatihan dan keterampilan di tingkat SMA/K. Selain itu, imbuh Andung, bagi pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan tinggi sebanyak 18% tadi, diberikan solusi dengan job fair atau kerjasama dengan pemerintah daerah luar DIY dan luar negeri.

Ekspedisi Mudik 2024

“Angka tadi, menunjukkan ketimpangan, peluang kerja masih belum imbang dengan jumlah pencari kerja,” ujar dia, di sela membuka Job Fair Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Selasa (19/7)

Andung juga melihat, saat ini ada kecenderungan lulusan mulai kerap memilih-milih dalam menerima tawaran pekerjaan. Lulusan SMA/K terlebih perguruan tinggi merasa, lebih baik menerima pekerjaan yang memberikan gaji atau upah sedikit namun memberikan kesempatan untuk tampil, daripada menerima pekerjaan yang terlihat kurang bergengsi, namun memberikan gaji yang lebih tinggi.

“Kami perlu meluruskan, bahwa bekerja itu bukanlah sekedar yang bisa tampil seperti itu,” kata dia.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY Kadarmanta Baskara Aji tidak ambil pusing soal persentase lulusan SMA/K yang tergolong cukup tinggi dalam daftar komposisi pengangguran di DIY. Ia menyebut hal itu hanya persoalan pendataan angka. Karena pada kenyataannya, lulusan SMA banyak yang memilih untuk studi ke jenjang yang lebih tinggi, bukan kemudian langsung bekerja. Sedangkan lulusan SMK, mereka masih menunggu panggilan kerja. Atau, mereka sebetulnya sudah aktif secara ekonomi dari sektor informal, atau memiliki penghasilan dari berwirausaha. Sehingga sekalipun mereka bukan seorang pengangguran, mereka belum terdata sebagai seorang yang sudah memiliki pekerjaan.

“Kami kemudian, mendorong mereka untuk juga berkarya di sektor formal. Selain itu ke depan, kami menargetkan lulusan SMK mendapatkan pekerjaan maksimal satu tahun setelah lulus,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya