SOLOPOS.COM - Ilustrasi bangunan sekolah (Dok/JIBI/Solopos)

Pendidikan Jogja, DIY dan Kabupaten Puncak melakukaan kerja sama.

Harianjogja.com, JOGJA — Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY siap menerima pelajar dari Kabupaten Puncak, Provinsi Papua untuk belajar di seluruh di sekolah di DIY. Kebijakan ini merupakan respon Pemerintah Daerah (Pemda) atas keinginan Kabupaten Puncak untuk mengirimkan pelajar dari jenjang SD hingga SMA untuk belajar di DIY dengan cara tinggal di kontrakan yang memiliki induk semang warga lokal DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, Gubernur DIY telah sepakat untuk membantu Kabupaten Puncak di bidang pendidikan. Ke depan MoU secara teknis akan digelar antara Disdikpora DIY dengan dengan Kepala Dinas Pendidikan setempat. Rencana kerjasama itu konkretnya, DIY siap menerima siswa dari Puncak. Siswa dari jenjang SD, SMP dan SMA akan diterima untuk bisa belajar tersebar di seluruh sekolah di DIY. Mereka akan tinggal di rumah kontrakan yang memiliki induk semang, diharapkan sekaligus menjadi orangtua dari pelajar tersebut.

“Sekolahnya bukan sekolah ekslusif, khusus anak Papua. Tetapi sekolah yang sudah ada nanti kita beri tambahan dari sana supaya setiap kelas misal ada dua anak [dari Papua],” terang Aji, Selasa (15/8/2017)

Kerjasama itu sebenarnya sudah berjalan, Pemda DIY pernah mengirim sebanyak 30 guru DIY ke Puncak, Papua. Namun dalam pelaksanaannya tidak efektif karena masih ada beberapa kendala.

“Sudah ada yang dikirim kesana, ada banyak kendala tidak efektif. Akan dikembangkan bukan dikirim kesana, tapi guru disana diajari di sini. Kendala teman-teman mengajak dari sisi akademik, begitu sekolah diajari sampai di rumah pendidikannya keluarga sudah beda,” ungkapnya.

Bupati Puncak Willem Wandik menyatakan, pihaknya telah bertemu Gubernur DIY HB X untuk meminta saran dan masukan. Ia mengapresiasi Raja Ngayogyakarta itu karena dengan tangan terbuka bersedia menerima pelajar dari Puncak, Papua. Realisasi pengiriman pelajar untuk menempuh pendidikan lanjutan di DIY itu diperkirakan 2018 mendatang. Namun ia belum mengetahui target pengiriman karena masih dalam pembahasan.

“Mereka yang ada di sini harus menyesuailan dengan kondisi sosial. Ini lebih cenderung ke tingkat SMP SMA kita membangun tingkat lebih dasar,” ungkapnya di Kepatihan.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan, hakekatnya Kabupaten Puncak, Papua ingin meningkatkan SDM lewat pendidikan dengan dimulai dari jenjang SD hingga SMP. DIY dengan tangan terbuka akan menerima siswa-sisiwi dari Puncak yang akan belajar di DIY, namun teknisnya masih butuh pembahasan lanjutan.

Tetapi, Sultan berinisiatif kalau SD, SMP, SMA akan tinggal di asrama atau memang tinggal kos. Bapak atau ibu pemilik rumah ini harus menganggap pelajar tersebut bukan sekedar kos tetapi sebagai anak, sehingga seperti orangtua asuh. “Kalau SD orangtuanya tidak di sini dia perlu pendampingan, bisa nggak kita kontrak misal satu keluarga untuk menerima pelajar Papua, karena masih kecil harus dianggap seperti anaknya sendiri,” ucap Sultan.

Begitu juga dengan di sekolah, mereka harus dibaurkan dengan pelajar asal DIY sehingga dapat bersosialisasi dengan baik. “Belajar di Jawa dan luar [Jawa] gap masih terlalu tinggi, ini salahsatu cara untuk memutus mata rantai, kalau menunggu terlalu lama, ini ada satu terobosan untuk mempercepat proses itu, daripada ngirim guru kesana. Orang dari sana kita bawa kesini,” jelas Sultan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya