SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan belajar siswa SMK. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pendidikan Jatim tak berbanding ideal dalam komposisi siswa SMA dan SMK.

Madiunpos.com, SURABAYA — Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur berencana melakukan moratorium atau penghentian sementara pendirian lembaga pendidikan SMA baru di Jatim demi mencapai target angka komposisi siswa SMK dengan SMA, yaitu 70 berbanding 30.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tahun depan komposisi siswa SMK dengan SMA di Jatim ditarget mencapai angka 70 berbanding 30, sedangkan saat ini, angkanya baru 65% siswa SMK berbanding 35% siswa SMA,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim Saiful Rachman ketika dimintai konfirmasi Kantor Berita Antara di Surabaya, Senin (7/12/2015).

Dijelaskannya, UU No. 23/2014 tentang Pemerintah Daerah memberikan wewenang pemerintah provinsi menerbitkan izin pendirian lembaga pendidikan SMA dan SMK. Momentum itulah yang akan dipakai sebagai dasar moratorium pendirian SMA baru pada tahun 2016 mendatang.

“Rencana moratorium ini sudah kami ajukan ke Gubernur Jatim.  Moratorium ini bisa juga berupa alih fungsi lembaga dari SMA ke SMK, sehingga dengan bertambahnya lembaga SMK, maka diprediksi jumlah siswa SMK terus meningkat,” ujarnya.

Dikaji Matang
Menurut dia, peraturan moratorium terus dikaji supaya matang dengan instansi terkait. Pembahasan juga melibatkan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS). “Beberapa tahun terakhir, tren masuk ke SMK mengalami peningkatan. Alih fungsi nanti bukan hanya SMA swasta, dimungkinkan SMA negeri juga,” terang mantan kepala Badiklat Jatim tersebut.

Ia optimistis moratorium pendirian SMA atau alih fungsi itu merupakan langkah tepat untuk mengurangi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). “Menurut data statistik pendidikan tahun 2014 yang dikelola Disdik Jatim, perbandingan lembaga SMK-SMA telah melebihi 60:40. Jumlah SMK di Jatim dalam data tersebut mencapai 1.808 dan SMA hanya 1.347 lembaga,” paparnya.

SMK Swasta 80%
Lebih lanjut dia mengungkapkan, jumlah SMK swasta hampir 80% dari seluruh SMK di Jatim, namun pihaknya membantah jika pemerintah tidak bekerja keras dalam pengembangan SMK karena peningkatan kompetensi guru dan bantuan sarana prasarana juga diberikan oleh pemerintah ke swasta. “Tidak hanya lembaga yang telah mencapai target,  jumlah ruang kelas dan siswa SMK jauh lebih besar dari SMA,” tandasnya.

Perincian dari data kuisioner yang disebar di kabupaten/kota itu antara lain 21.211 ruang kelas SMK dengan jumlah peserta didik sebanyak 706.140 siswa, sedangkan  SMA terdapat 15.410 ruang kelas dengan jumlah peserta didik 432.429 siswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya