SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan (Googling/fiqhislam.com)

Harianjogja.com, JOGJA– Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY berupaya memberantas buta aksara dengan mengintensifkan Program Pendidikan Keaksaraan Dasar (PKD) di lima kebupaten dan kota. Adapun usia tuna aksara di DIY berkisar 35 tahun.

Kepala Bidang Pendidikan Non-Formal, Informal (PNFI) Didikpora DIY Mulyati Yuni Pratiwi di Yogyakarta mengatakan upaya tersebut untuk mengejar target bebas tuna aksara pada tahun 2015. Target itu melampaui terget nasional yang mencanangkan hingga 2017.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

“Dalam Pendidikan Keaksaraan Dasar (PKD) kami tetap menekankan pengajaran mengenai calistung (membaca, menulis, berhitung),”kata Yuni Pratiwi.

Namun demikian, ia mengakui hingga saat ini kesadaran masyarakat yang tergolong tuna aksara untuk mendaftarkan diri masih rendah.

“Rata-rata memang masih malu-malu mengakui bahwa dirinya masih tuna aksara, sehingga inisiatif untuk mendaftarkan diri (masuk PKD) juga masih rendah,” katanya.

Menurut Yuni, warga DIY yang masih tergolong tuna aksara saat ini rata-rata berusia 35 tahun, sementara usia di bawahnya telah terbebas dari tuna aksara. Hingga 2013 jumlah warga produktif (35-59 tahun) di DIY yang masuk daftar tuna aksara berjumlah 66.076 yang tersebar di pedesaan Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo.

Selain PKD, menurut Yuni, Disdikpora DIY juga mempersiapkan program keaksaraan usaha mandiri (KUM) dengan menyediakan Rp4,6 juta untuk tiap kelompok yang masing-masing terdiri atas sepuluh lulusan PKD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya