SOLOPOS.COM - Ketua PGRI Solo, Sugiaryo, saat menjabarkan disertasinya dalam ujian Doktor Ilmu Hukum yang digelar di Kampus UNS, Rabu (28/9/2016). (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)

SMA di Solo bisa menerapkan sistem SKS.

Solopos.com, SOLO — Sistem Kredit Semester (SKS) dinilai bisa diterapkan di semua SMA di Solo. Hal itu disampaikan pengamat pendidikan dari Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, Sugiaryo. Menurut dia, SKS bisa diterapkan di semua SMA.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bagi siswa yang cerdas penerapan SKS ini menguntungkan karena bisa lulus lebih cepat,” kata dia saat dihubungi Solopos.com di Solo, Jumat (11/8/2017). Dengan sistem SKS, siswa yang cerdas bisa menempuh empat semester atau dua tahun hingga lulus SMA, tidak perlu menunggu sampai enam semester atau tiga tahun.

Kondisinya sama seperti mahasiswa program sarjana (S1) di perguruan tinggi yang seharusnya menempuh delapan semester atau empat tahun. Apabila mahasiswa bersangkutan cerdas, dia bisa lulus kuliah dalam waktu empat semester, lima semester, atau bahkan enam semester.

“Jadi SKS lebih fleksibel dan menguntungkan siswa cerdas dibandingkan sistem paket atau program percepatan [akselerasi],” jelas dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unisri ini.

Dalam menerapkan sistem SKS di SMA, sambung Sugiaryo, memang perlu kesiapan dari guru, sarana dan prasana sekolah, serta kurikulum. Sarana dan prasarana menyangkut ketersediaan ruang kelas lantaran siswa belajar berpindah-pindah kelas sesuai mata pelajaran. “Saya melihat tidak masalah SKS diterapkan di SMA,” kata dia.

Kendati demikian, dia mengingatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkoordinasi dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebelum menerapkan sistem SKS. Koordinasi menyangkut nasib siswa SMA yang lulus semester kelima agar bisa langsung mendaftar ke perguruan tinggi.

Dia mencontohkan mahasiswa yang merampungkan studi SI tidak sampai empat tahun, bisa langsung mendaftar ke jenjang S2 yang membuka pendaftaran setiap semester. Tanpa adanya koordinasi antara dua insititusi tersebut, sambung Sugiaryo, penerapkan SKS di SMA tidak akan efektif.

“Siswa yang lulus lima semester harus menunggu sampai satu semester berikutnya untuk mendaftar PTN. Kan sama saja dengan tiga tahun,” ujar dia. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Gatot Bambang Hastowo, belum bisa dimintai konfirmasi terkait penerapan program SKS di SMA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya