SOLOPOS.COM - Sukarelawan pendidikan mengajarkan anak-anak membuat berbagai jenis kerajinan anyaman dari daun kelapa di desa wisata Kampung Nusa, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (14/8/2022). (Antara/Ampelsa)

Solopos.com, SOLO – Pendidikan di Indonesia era kiwari berjalan tanpa landasan filsafat yang jelas dan kukuh. Para pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia terjebak dalam kebingungan mengelola pendidikan walaupun Ki Hadjar Dewantara sudah mengenalkan filsafat pendidikan nasional sejak mendirikan Taman Siswa.

Demikian kata anggota Dewan Pendidikan Kota Jogja, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Hajar Pamadhi, dalam diskusi daring Mangayubagya Dies Natalis Ke-55 Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada dengan tema Kontribusi Filsafat bagi Pendidikan di Era Kekinian yang berlangsung pada Kamis (18/8/2022) malam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketiadaan landasan filsafat pendidikan yang kukuh menjadikan pendidikan di Indonesia berjalan tanpa ”identitas” yang jelas. Kebijakan-kebijakan pendidikan di tingkat makro yang dirumuskan pemerintah pusat—Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi—sering tak bisa sampai ke bawah, ke satuan pendidikan, secara utuh. Ulasan lengkap bisa dibaca di Pendidikan Nasional Tanpa Landasan Filsafat yang Kukuh.

Cenil, tholpit, gethuk, mi pentil menunggu kedatangan sobat kangen semua…” Begitu kalimat yang tercantum di leaflet promosi Pasar Kangen Jogja 2022 pada 18-27 Agustus 2022 yang dipublikasikan di laman visitingjogja.jogjaprov.go.id.

Laman pariwisata.jogjakota.go.id menginformasikan Pasar Kangen Jogja 2022 digelar untuk mengobati rasa kangen masyarakat Kota Jogja. Kangen terhadap siapa? Pasar Kangen Jogja 2022 berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta atau TBY dan berlangsung selama 10 hari pada 18-27 Agustus 2022. Penjelasan lengkap bisa dibaca di Cenil, Tholpit, Mi Pentil, dan Gethuk Mengingatkan pada Akar Kebudayaan.

Tim dokter RSU PKU Aisyiyah, Boyolali, Jawa Tengah, menemukan penyakit langka di rumah sakit setempat bernama Schizencephaly. Di Amerika Serikat, pengidap Schizencephaly mencapai 200.000 orang dari seluruh populasi. Sementara di Eropa, pengidapnya 1:20.000.

Penemuan berawal dari pasien laki-laki, NG, 36, yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU PKU Aisyiyah Boyolali, Jumat (5/8/2022). Dokter spesialis syaraf RSU PKU Aisyiyah Boyolali, Amaludin Muzammil, menjelaskan penyakit Schizencephaly ditemukan pada otak pasien. Duduk perkara bisa dibaca di Mengenal Schizencephaly, Penyakit Langka yang Ditemukan di Boyolali.

Faktor tradisi atau pandangan agama membuat banyak negara di Asia memandang perjudian secara negatif sehingga dengan tegas melarangnya. Namun, ada kecenderungan sejumlah negara di Asia berusaha melegalkan judi online secara bertahap.

Negara-negara seperti Thailand, Laos, Nepal, Pakistan, Brunei, dan Indonesia mempertahankan larangan perjudian. Kepolisian Daerah Jawa Tengah mengungkap sindikat judi online terbesar di wilayah itu. Sindikat judi online itu beroperasi di wilayah Desa Bojongasir, Kecamatan Bojosari, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Ulasan lengkap tersaji di Sejumlah Negara di Asia Cenderung Mulai Legalkan Judi Online Secara Bertahap.

Pembahasan semua topik di atas bisa dibaca hingga tuntas di kanal Espos Plus. Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya