SOLOPOS.COM - Para siswa kelas IX SMP Negeri 1 Galur mengikuti simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di ruang laboratorium komputer sekolah, Senin (25/4/2016). (Foto Istimewa/Dok.SMP Negeri 1 Galur)

Pendidikan Boyolali, motivasi belajar siswa dikhawatirkan turun jika UN dihapus.

Solopos.com, BOYOLALI — Penghapusan Ujian Nasional (UN) disambut pro dan kontra di kalangan pendidik d Boyolali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala SMAN 1 Simo, Eka Legawa, menilai penghapusan UN akan berdampak serius. Selain menurunkan kualitas sekolah, hal itu juga akan menurunkan motivasi belajar siswa-siswi.

“Sebagai pendidik, saya secara pribadi tak setuju dengan penghapusan UN. Kualitas sekolah bisa menurun dan tak ada bedanya antara sekolah favorit dengan sekolah biasa,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com di ruang kerjanya, Sabtu (26/11/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

UN, menurut Eka, masih sangat dibutuhkan. Salah satunya untuk memicu semangat belajar para siswa. Selain itu, UN juga bisa memetakan peserta didik saat kelulusan.

“Kalau enggak ada UN, nanti repot bagaimana memetakan kelulusan siswa. Terus yang mau melanjutkan ke perguruan tinggi, parameternya enggak ada,” tambah dia.

Saat ini saja, imbuh dia, dengan adanya UN masih banyak siswa-siswi yang tenang-tenang. Apalagi jika UN dihapus, siswa akan jauh lebih santai. Risikonya kualitas sekolah dan siswa secara perlahan akan menurun.

“Sekolah jadi seenaknya. Kalau ada UN, anak-anak kan semangat belajar, ada jam tambahan juga,” terang dia.

Kabid SMA Disdikpora Boyolali, Suyanta, mengaku masih menanti petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis (juklak-juknis) dari pemerintah pascapenghapusan UN. Keputusan tersebut diyakini masih ada tindak lanjutnya terkait nasib kelulusan dan bagaimana pemetaannya.

“Saya belum bisa berkomentar terlalu jauh karena belum ada petunjuk susulan dari kementerian,” papar dia.

Suyanta mengakui ada sisi positif dan negatifnya atas pelaksanaan UN selama ini. Sisi positifnya, akan terlihat adanya sekolah yang berkualitas dan tidak, motivasi anak belajar meningkat, serta memudahkan pemetaan kemampuan siswa.

“Saya sangat setuju bahwa UN bukan penentu kelulusan. Namun, dengan adanya UN akan terlihat siswa berprestasi dan tidak, sekolah favorit dan tidaknya,” papar dia.

Meski demikian, sisi negatif UN ialah terjadinya penyeragaman kualitas siswa yang diukur hanya dari nilai UN. Kemampuan siswa nonakademik, seperti jiwa kewirausahaan, bakat dan minat, olahraga, kesenian dan lain-lainnya seakan kurang mendapatkan porsi layak dengan adanya UN.

“Mestinya memang berjalan beriringan antara prestasi akademik dan nonakademik. Semuanya sama-sama penting. Nah, ini yang kami tunggu rumusannya,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya