SOLOPOS.COM - Suasana laboratorium bahasa di Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo. Pemerhati pendidikan bahasa menilai pengajaran bahasa Inggris di lembaga-lembaga pendidikan saat ini salah kaprah karena lebih menekankan pengajaran tata bahasa dan bukannya komunikasi. (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Suasana laboratorium bahasa di Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo. Pemerhati pendidikan bahasa menilai pengajaran bahasa Inggris di lembaga-lembaga pendidikan saat ini salah kaprah karena lebih menekankan pengajaran tata bahasa dan bukannya komunikasi. (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Suasana laboratorium bahasa di Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo. Pemerhati pendidikan bahasa menilai pengajaran bahasa Inggris di lembaga-lembaga pendidikan saat ini salah kaprah karena lebih menekankan pengajaran tata bahasa dan bukannya komunikasi. (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SOLO – Lembaga Teaching English as Foreign Language in Indonesia (Teflin) menilai pembelajaran bahasa Inggris yang diterapkan di sekolah Indonesia salah kaprah. Wakil Ketua Teflin, Joko Nurkamto, mengatakan banyak survei membuktikan pembelajaran Bahasa Inggris terutama di jenjang pendidikan dasar mengaburkan esensi dari pelajaran Bahasa Inggris itu sendiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menjelaskan esensi yang dimaksud adalah komunikasi. Menurut dia, seharusnya peserta didik diajari bagaimana berkomunikasi dengan bahasa Inggris, bukan dengan rumus grammar, verb maupun sentences. “Sekarang yang ada di lapangan, banyak sekolah terutama TK dan SD proses pembelajaran salah kaprah. Siswa justru diajak menghafalkan 16 rumus grammar tersebut, bukan malah diajak berbicara,” ujar dia kepada wartawan, Senin (6/10/2014).

Hal inilah yang mendasari Teflin, organisasi para dosen Bahasa Inggris di Tanah Air untuk menggelar konferensi yang memfokuskan pada pelatihan guru dan pengembangan profesional untuk membantu guru meningkatkan efektivitas di kelas. Kegiatan itu akan berlangsung Selasa-Kamis (7-9/10), di Hotel Lorin Solo.

Joko Nurkamto menambahkan dengan kondisi pembelajaran itu, pihak Teflin telah menyampaikan rekomendasi terkait pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat pendidikan dasar ke Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud), Musliar Kasim. Salah satu rekomendasi, jelas Joko, yang juga guru besar UNS ini, mengenai aturan penyelenggaraan pembelajaran di jenjang pendidikan dasar. “Dalam perhitungan saya, lebih dari 50 persen guru bahasa Inggris bukan dari LPTK [Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan], sehingga proses pembelajaran tidak sesuai kaidah,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya