SOLOPOS.COM - Pengamat pendidikan anak-anak dari IKIP Madiun, Sofia Nur Afifah.(JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Pendidikan anak bukanlah sekadar bicara tentang anak bermain. Di sinilah, pentingnya guru TK dan PAUD harus bergelar sarjana.

 

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Perkembangan pendidikan anak secara normatif di Indonesia bisa dikatakan cukup membanggakan. Setidaknya, mereka yang ingin mengabdi di jalur pendidikan anak-anak seusia TK-SD harus mengenyam pendidikan setara sarjana dahulu.

 

Pengamat pendidikan anak usia dini (PAUD), Sofia Nur Afifah, mengatakan pendidikan calon guru TK PAUD sampai ke jenjang sarjana bukanlah sekadar formalitas. Pendidikan setara sarjana itu mengandung tujuan yang sangat mulia, yakni untuk memperbaiki kualitas anak-anak bangsa.

 

“Anak-anak itu aset yang termahal milik bangsa. Kalau pendidikan mereka asal-asalan, apa jadinya bangsa ini,” kata dia saat berbincang dengan Madiunpos.com, di ruang kerjanya, Senin (16/2/2015).

 

Menurut  dosen PAUD Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Madiun ini, mendidik anak-anak bukanlah sekadar memenuhi keinginan anak-anak dalam bermain. Pendidikan anak-anak juga bukan sekadar mengarahkan atau menemukan bakat dan minat mereka. Lebih dari itu, pendidikan anak-anak terkait dengan nilai dan humanisme.

 

“Anak-anak yang berbakat dan pandai, juga harus memiliki nilai-nilai luhur yang dipegang. Seperti empati, kemauan, keuletan, sabar, dan rasa hormat kepada guru dan orang tua,” paparnya.

 

Nilai-nilai tersebut, kata Sofia, adalah pondasi dalam mendidik anak-anak. Anak-anak yang dibesarkan hanya dengan bakat dan minat tanpa nilai-nilai mulia, kelak ia akan menjadi pribadi yang egois.

 

“Pribadi seperti ini terbentuk karena kesalahan awal mendidik. Dan ini juga banyak dijumpai di sekitar kita,” paparnya.

Sofia mencontohkan, suatu ketika ada seorang guru dengan bangganya menunjukkan siswa didiknya bisa berjoget ria bak artis. Guru tersebut, sambung Sofia, bahkan tak sadar bahwa anak-anak didiknya hanya disuplai kebutuhan jasmaninya dan menutup nilai-nilai luhur.

 

“Dia pikir berjoget layaknya artis itu sebuah prestasi. Ini salah kaprah karena menyangkut nilai. Itulah kenapa guru PAUD sekarang harus sekolah sampai sarjana agar memahami dunia pendidikan tak sekadar melatih,” paparnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya