SOLOPOS.COM - ilustrasi anak (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Pendidikan anak sangat menentukan masa depan mereka. Dalam dunia pendidikan, ada istilah tak ada anak bodoh.

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Pengamat pendidikan Sofia Nur Afifah menegaskan setiap anak sejak awal sudah memiliki keunikan tersendiri. Keunikan yang dimiliki anak-anak inilah yang terkadang tak digali sepenuhnya oleh para pendidik atau bahkan orang tuanya sendiri.

 

“Ketika ada anak tak bisa dalam satu hal, bukan berarti dia bodoh. Ingat, setiap anak itu memiliki keunikan tersendiri. Tinggal bagaimana pendidik menemukan keunikan anak tersebut,” ujar dosen pendidikan anak usia dini (PAUD) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Madiun ini saat berbincang dengan Madiunpos.com, di ruang kerjanya, Senin (16/2/2015).

 

Sofia menegaskan, seorang anak pada dasarnya tak ada yang bodoh. Jika ada anak yang tak menguasai satu hal tertentu, ia sesungguhnya memiliki kelebihan lainnya yang belum tersentuh. Dan itu juga dialami oleh semua anak-anak.

 

“Jika orang tua dan pendidik bisa menemukan kelebihan setiap anak, maka sesungguhnya tak ada anak yang disebut bodoh. Anak yang bodoh menurut kita sesungguhnya adalah anak yang belum diketahui kelebihannya,” terangnya.

 

Di sinilah, kata Sofi, pentingnya seorang pendidik dan orang tua mengenali, menyelami kepribadian dan potensi yang dimiliki setiap anak. Selanjutnya, tugas pendidik dan orang tua adalah mengarahkan perkembangan anak-anak itu sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

 

Seorang pendidik atau orang tua tidak bisa dibenarkan memaksakan kehendaknya dalam menentukan pendidikan anaknya.

“Anak yang memiliki kemampuan hitung bagus, belum tentu mampu melakukan hal yang dimiliki anak dengan kemampuan verbal bagus. Atau anak yang pandai di sekolahnya di bidang akademik, juga belum tentu bisa melakukan anak-anak berkebutuhan khusus,” paparnya.

 

Di sisi lain, seorang pendidik dan orang tua tak boleh bosan atau malas melakukan eksperimen dan kreativitas dalam memberikan pengetahuan kepada anak. Pasalnya, setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menangkap dan mencercap setiap pengetahuan.

 

“Ada anak yang cukup dengan mendengarkan dia paham. Ada yang harus melalui media gambar, ada pula yang harus melalui praktik. Bahkan ada juga yang harus dengan sebuah cerita yang saling terkait baru bisa memahami. Inilah yang menjadi kewajiban pendidik dalam mendidik anak,” paparnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya