SOLOPOS.COM - Rektor UMS, Bambang Setiaji (tengah), memberikan sambutan saat membuka acara Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Internasional Tahun 2015 yang digelar Kemenristek Dikti bekerja sama dengan LPPI UMS di Hotel Lor In, Karanganyar, Kamis (15/10/2015). (Eni Widiastuti/JIBI/Solopos)

Pendidikan tinggi mendapat sorotan terkait minimmnya publikasi artikel ilmiah.

Solopos.com, KARANGANYAR – Publikasi artikel ilmiah bertaraf internasional hasil karya dosen perguruan tinggi di Indonesia dinilai masih minim. Hal itu disebabka budaya menulis rendah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasubdit Fasilitasi Publikasi Ilmiah Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, Aldi Haryadi,  dalam Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Internasional Tahun 2015 di Hotel Lor In Karanganyar, Kamis (15/10/2015).

Acara itu yang digelar Kemenristek dan Dikti bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Ia mengungkapkan saat ini sebenarnya sudah ada peningkatan jumlah karya ilmiah yang dihasilkan para dosen.

Demikian halnya soal pengabdian kepada masyarakat, juga telah banyak dilakukan kalangan perguruan tinggi. Sayangnya, peningkatan jumlah karya ilmiah itu tidak dibarengi dengan banyaknya publikasi karya ilmiah bertaraf internasional.

“Publikasi karya ilmiah level nasional juga masih minim. Oleh karena itu kami [Kemenristek dan Dikti] menggelar kegiatan ini untuk meningkatkan produktivitas publikasi karya ilmiah bertaraf internasional,” ungkap dia.

Aldi mengatakan peserta pelatihan adalah mereka yang telah diseleksi oleh tim khusus dari Kemenristek dan Dikti. Seleksi didasarkan pada karya ilmiah yang telah dikirimkan peserta ke panitia.

Dari ratusan orang yang mendaftar, dipilih 50 peserta terbaik dan berhak mengikuti pelatihan.

Selain dilatih bagaimana menghasilkan karya ilmiah bertaraf internasional yang berkualitas, ungkapnya, peserta juga dilatih bagaimana memublikasikan karya ilmiah itu.

Menurutnya, saat ini teknologi yang ada sangat mendukung para insan akademis untuk bisa memublikasikan karya ilmiah yang dihasilkan. Ia berharap kegiatan tersebut bisa memacu para dosen untuk terus membuat karya ilmiah yang berkualitas.

Rektor UMS, Bambang Setiadji, mengatakan kebiasaan menulis karya ilmiah di kalangan dosen diakui masih rendah. Oleh karena itu UMS sangat senang diajak bekerja sama oleh Kemenristek Dikti untuk mengadakan pelatihan penulisan karya ilmiah.

“Semoga kegiatan ini bisa memacu para dosen untuk membuat karya ilmiah yang berkualitas. Sekarang tuntutannyan memang seperti itu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya