SOLOPOS.COM - Ilustrasi peredaran narkoba. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN — Perundungan atau bullying disebut-sebut menjadi salah satu pemicu seseorang terjerumus pada penyalahgunaan narkoba. Hal itu diungkapkan salah satu Pendeta di Klaten yang selama ini melakukan pendampingan serta rehabilitasi para pencandu narkoba.

Pendeta itu bernama Dedi Santoso. Dia memberikan pelayanan rohani serta pendampingan rehabilitasi para pengguna narkoba sejak 2004.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dedi mengaku hingga kini sudah ada 100 orang yang dia dampingi di luar pendampingan yang dilakukan secara rutin di LP Klaten. Dedi menjelaskan dari pengalaman pendampingan yang dia lakukan, usia termuda yakni 15 tahun dan paling tua berumur 60 tahun.

Dedi mengatakan mayoritas orang-orang yang dia dampingi atau lebih dari 50 persen terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba lantaran memiliki pengalaman sebagai korban bullying.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ada yang terlahir dari keluarga mampu. Ketika mereka bersosialisasi di masyarakat itu ada yang minder. Dari situlah mereka kemudian di-bullying. Untuk memperkuat kepercayaan diri mereka, ada yang sampai terjerumus dan kecanduan narkoba,” kata Dedi saat ditemui Solopos.com seusai penguatan dan launching desa bersih narkoba di Klaten, Senin (19/9/2022).

Baca Juga: 38 Desa Bersih Narkoba di Klaten Dituntut Bisa Mandiri Cegah Narkoba

Tak hanya menjadi pemakai, ada yang sampai menjadi bandar narkoba. Lantaran hal itu, Dedi mengajak berbagai pihak mengampanyekan anti-bullying sekaligus setop narkoba.

Sementara itu, guna mencegah penyalahgunaan narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) me-launching 38 desa bersih narkoba (Bersinar) di Klaten pada 2022.

Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Purwo Cahyoko, mengatakan pembentukan Desa Bersinar sudah dilakukan sejak 2019 yang merupakan sinergi antara pemerintah provinsi dan daerah. Hingga kini, jumlah total desa yang sudah dicanangkan menjadi Desa Bersinar mencapai 136 desa.

Purwo mengatakan pembentukan Desa Bersinar dimaksudkan agar pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di tingkat desa bisa lebih masif. Hal itu dilakukan dengan sosialisasi melalui sukarelawan hingga membentuk agen pemulihan.

Baca Juga: Di Depan Gubernur Ganjar, Sekdes di Klaten Ini Ngaku Pernah Konsumsi Narkoba

Pembentukan Desa Bersinar di Jateng itu dinilai penting apalagi saat ini angka kasus narkoba di Jateng menunjukkan tren peningkatan.

“Klaten saat ini berada di urutan kelima [kasus penyalahgunaan narkoba] di Jateng. Nomor satu Semarang, kedua Jepara dan sekitarnya, ketiga Solo. Klaten berada di urutan kelima. Mungkin karena posisi Klaten menjadi perlintasan antara dua kota besar. Beberapa kali penangkapan pernah dilakukan di Klaten,” kata dia.

Wakil Bupati (Wabup) Klaten, Yoga Hardaya, mengatakan sosialisasi anti narkoba terus digencarkan di kalangan ASN Klaten. Untuk memastikan kondisi ASN dari penyalahgunaan Narkoba, Yoga mengatakan tak menutup kemungkinan bakal dilakukan tes urine.

“Tujuannya agar Klaten benar-benar bersih dari Narkoba,” kata Yoga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya