SOLOPOS.COM - Ilustrasi lansia mengidap demensia dan Covid-19 (Detik.com).

Solopos.com, SOLO -- Lebih dari 50 juta orang di Dunia merupakan penderita demensia, yang juga rentan terpapar Covid-19 atau virus corona.

Sebagaimana diketahui, demensia merupakan penyakit yang menyerang daya ingat seseorang yang menjadi turun. Hal ini tentunya akan berdampak pada kehidupan sehari-hari. Di mana salah satu dampaknya akan sulit bersosialisasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penyebab demensia sendiri dikarenakan rusaknya sel saraf yang berhubungan pada organ otak.

Baca Juga:  Dituding Plagiat, Ini Video Klip Raja Terakhir - Young Lex yang Mirip Lay EXO

Hal tersebutlah yang membuat penderita demensia tidak ingat dengan adanya Covid-19. Padahal mereka telah diberi tahu oleh pengasuh maupun anggota keluarga lainnya mengenai bahaya Covid-19 ini.

Hal ini diungkap oleh Dokter Spesialis Saraf RSUD dr Moewardi Solo, dr. Ira Ristinawati, Sp.N. Dalam keterangannya, ia mengisahkan ada penderita demensia ada yang tak peduli bahkan tidak ingat dengan pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga:  Duh Cantiknya! Ini Gaya Selvi Ananda Saat Pimpin Rapat PKK Solo

Mereka Tak Peduli

Sehingga penderita demensia pun akan mudah keluar rumah tanpa takut terpapar Covid-19.

"Saya tidak tahu, saya biarkan suami saya yang mengurus ini, saya tidak peduli," bunyi jawaban salah satu penderita demensia, sebagaimana diceritakan Ira.

Baca Juga:  Teman Makan Teman! 5 Artis Ini Dituduh Tukang Tikung Pacar Sahabat Sendiri

Hal ini juga terjadi pada penderita demensia frontomporal yang secara tegas menyangkal adanya pandemi Covid-19.

"Dia terus pergi keluar setiap hari, setidaknya tiga jam di pagi hari untuk berbelanja, dan tiga jam di sore hari untuk berjalan-jalan. Istri pasien mencoba untuk menjelaskan situasinya kepada pasien tetapi pasien menjawab: 'Itu tidak benar! Semua ini tidak terjadi! Anda hanya mengatakannya karena Anda tidak ingin membiarkan saya keluar rumah!" beber Ira.

Baca Juga: Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama Ada di Jakarta, Bentuk Kolaborasi Pusat dan Daerah

Yang bisa memperparah keadaan penderita demensia adalah kesulitan mereka untuk mengingat protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Secara umum, banyak dari mereka mengalami kesulitan mengingat prosedur perlindungan diri, seperti sering mencuci tangan atau memakai masker saat diperlukan, atau memahami informasi kesehatan masyarakat yang dikeluarkan untuk mereka. Pada pasien demensia tuntutan untuk mematuhi peraturan dan protokol kesehatan untuk tidak pergi rumah, atau menghindari kontak dekat dengan orang yang mereka temui sangatlah sulit," ungkap Ira.

Baca Juga:  Perjuangan Rahma: Bocah Lumpuh Banjarnegara yang Jago Melukis

Penderita Demensia di Panti Jompo

Berbagai permasalahan lebih kompleks terjadi di panti jompo yang merawat penderita demensia.

Salah satunya adalah jaga jarak. Hal ini sulit untuk dilakukan karena penderita demensia yang rata-rata sudah lansia memiliki ketergantungan terhadap pengasuh. Maka dari itu, penularan atau persebaran virus corona di panti jompo begitu tinggi.

Baca Juga:  Apa Itu Ghosting, Sama Enggak dengan PHP?

Ira mengatakan pada akhir Februari 2021 lalu, persebaran Covid-19 naik signifikan di panti jompo di Prancis.

"Karena kerentanan mereka dan tingkat penularan yang tinggi ini, jumlah pasien yang meninggal di panti jompo mewakili proporsi yang sangat tinggi di banyak negara di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, misalnya, tingkat kematian kasus mencapai 34 di antara 101 penduduk yang terkena dampak dalam sebuah panti jompo di negara bagian Washington," tambah dia.

Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya agar penderita demensia ini tidak terpapar Covid-19. Satu-satunya kunci adalah pendampingan pengasuh.

Baca Juga:  Pemerintah Klaim Penemuan Mutasi Covid-19 di Indonesia karena Penguatan 3T



Akan tetapi, juga harus dipastikan pengasuh dalam kondisi sehat alias tidak terpapar virus corona. Hal ini dilakukan agar tidak menularkannya ke penderita demensia.

Selain itu, penderita demensia juga harus melakukan pemeriksaan rutin sesuai jadwal dengan dokter. Kalau bisa, gunakanlah fitur Telemedicine yang dimiliki oleh rumah sakit agar penderita demensia tak perlu ke rumah sakit sehingga peluang terpapar Covid-19 jauh lebih rendah.

Baca Juga: Ini Dia Sederet Artis Indonesia yang Meninggal karena Terpapar Covid-19

Untuk konsultasi lebih lanjut mengenai penyakit dimensia, Anda bisa datang ke Klinik Saraf RSUD Dr. Moewardi atau bisa konsultasi video call melalui Telekonsul dengan dokter spesialis pilihan Anda melalui nomor 081 1267 1881.

Artikel ini hasil kerja sama RSUD dr Moewardi Solo dengan Bank Jateng. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya