SOLOPOS.COM - Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, menunjukkan kartu nama yang tertera Whats App (WA) center seusai memimpin apel pasukan di Mapolres Sragen, Senin (8/2/2021). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, menginstruksikan jajarannya untuk memantau ketat para pendatang jelang Lebaran 2021. Penegasan itu disampaikan Kapolres Sragen untuk mengoptimalkan pencegahan persebaran Covid-19 jelang Lebaran.

"Selain menggelar penyekatan di perbatasan terhadap arus masuk orang [pemudik], Polres Sragen bekerja sama dengan Pemkab Sragen dan Kodim 0725/Sragen akan memantau kemungkinan adanya pendatang di setiap desa/kelurahan," ujar Kapolres Sragen kepada Solopos.com, Senin (26/4/2021).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Guna mempersiapkan pengawasan terhadap warga pendatang, mulai Senin dan Selasa (27/4/2021), setiap Polsek didampingi seorang perwira polisi akan mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh kades dan lurah.

Baca juga: Baru 3 Hari Ngontrak Rumah di Sragen, Warga Kebakkramat Ditemukan Meninggal

Masing-masing desa dan kelurahan nantinya akan dibentuk tim yang bertugas membatasi ruang gerak para pendatang. Tim juga akan menyusun jadwal kegiatan untuk mengantisipasi masuknya pendatang.

"Jika kemudian ditemukan warga pendatang, pemeriksaan persyaratan administrasi terkait kondisi kesehatan dan pemeriksaan fisik kesehatan berupa tindakan swab akan dilaksanakan. Bila mana diketahui membahayakan warga sekitar, maka akan dilakukan perintah untuk isolasi mandiri," tegas Kapolres Sragen.

Sementara itu, selain untuk mengisolasi pemudik, rumah yang diyakini berhantu di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, juga akan digunakan untuk mengisolasi pendatang.

Baca juga: Masih Semrawut, 22 Pengunjung Night Market Sukowati Sragen Langgar Prokes

Pada tahun lalu, seorang pendatang dari Semarang yang kedapatan bertamu pada malam hari juga diminta menginap di rumah itu selama semalam.

"Kalau ngeyel, pendatang akan kami isolasi di sana lagi," papar Kepala Desa Sepat, Mulyono. Rumah angker tersebut berlokasi tak jauh dari Pasar Pucuk Masaran.

Bangunan rumah milik Mulyono itu awalnya difungsikan sebagai gudang penyimpanan barang. Setelah usaha berhenti, rumah itu menjadi tidak terurus selama bertahun-tahun hingga dianggap berhantu.

Baca juga: Harta Bos Investasi Semut Rangrang Sragen Dirampas Negara, Korban Dapat Apa?

Rumah angker itu terpaksa digunakan untuk mengisolasi pemudik dan pendatang yang tidak tertib aturan pada tahun lalu. Sedianya, pemudik itu harus mengisolasi diri mereka sendiri selama 14 hari di rumah.

Akan tetapi, salah seorang pemudik kedapatan keluyuran hingga Kota Sragen. Akibatnya, pemudik itu akhirnya dijebloskan ke rumah angker tersebut. Pada tahun lalu, beberapa pemudik merasa tidak kuat tinggal di ruang isolasi. Mereka kapok lalu memohon pulang setelah beberapa malam bermimpi buruk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya