SOLOPOS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Pemprov DKI-Dok.)

Solopos.com, JAKARTA — Pendapatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama pagebluk Covid-19 anjlok. Pemprov Jakarta pun berupaya mencairkan dana Rp2,8 triliun sisa anggaran Dana Cadangan Daerah atau Bantuan Tidak Terduga alias BTT guna membiayai penanganan pandemi Covid-19 di DKI Jakarta.

Pencairan sisa anggaran BTT itu diharapkan mampu menutupi realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2020 yang anjlok buntut pandemi Covid-19 di DKI Jakarta. Gubernur Anies Baswedan beralasan realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2020 baru senilai Rp35 triliun.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Angka tersebut sekitar 41% dari total rencana pendapatan daerah yang telah disepakati dalam APBD senilai Rp82 triliun. “Dampak Covid-19 sangat memukul perekonomian Kota Jakarta, sehingga berimbas pada penurunan penerimaan daerah,” kata Anies.

Kejutkan Fans dengan Teaser Misterius, CL 2NE1 Comeback Senin!

Ekspedisi Mudik 2024

Pernyataan tersebut disampaikan Anies Baswedan pada pidato jawaban atas pemandangan umum fraksi-fraksi di DPRD DKI Jakarta terhadap Raperda tentang Pencabutan Perda No. 10/1999 tentang Dana Cadangan Daerah, Senin (14/9/2020).

Dengan demikian, menurut dia, Pemprov DKI Jakarta perlu mencari sumber pendapatan lain di luar target yang telah disepakati dalam APBD 2020. “Di antaranya dengan melakukan pencairan dana cadangan daerah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 12/2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,” ujarnya.

Sesuai Peraturan Pemerintah

Berdasarkan angka 18 Pasal 1 PP No. 12/2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Dana Cadangan Daerah adalah dana yang disisihkan untuk mendanai kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana daerah yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran.

Selain itu, dia juga membeberkan, sisa anggaran BTT penanganan pandemi Covid-19 milik Pemprov DKI Jakarta senilai Rp2.8 triliun. “Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menganggarkan belanja tidak terduga pada tahun anggaran 2020 sebesar Rp5.032.901.596.980 dan sampai dengan bulan Agustus 2020 telah terealisasi Rp2.219.370.060.729, sehingga sisa anggaran belanja tidak terduga Rp2.813.531.536.251,” tuturnya.

Serial Thailand The Gifted: Graduation Trending di Tayang Perdana

Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta S. Andyka menuturkan masih ada sisa sekitar Rp2 triliun anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) dari total Rp5 triliun anggaran yang telah diserap sejak awal PSBB pada April lalu. “Sejak April itu, BTT dianggarkan Rp5 triliun mengacu pada Pergub Nomor 25, 28 dan 47 terkait masalah refocusing pengunaan anggaran untuk dimasukkan ke dalam BTT. Lebih banyak BTT digunakan untuk kebutuhan Bansos di samping peralatan medis,” kata Andyka melalui sambungan telepon kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) pada Kamis (10/9/2020).

Menurut dia, serapan anggaran BTT untuk keperluan Bansos dan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis sebesar Rp3 triliun hingga saat ini. Dengan demikian, sisa BTT itu masih terbilang cukup untuk memenuhi belanja daerah terkait Bansos dan APD medis di tengah PSBB ketat mendatang.

“Tapi Bansos ini berjanjut sampai Desember kemungkinan untuk BTT ini kita tambahkan di dalam APBD perubahan nantinya atau lewat Pergub lagi kalau dinilai kurang,” kata dia.

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya