SOLOPOS.COM - Kantor Pemdes Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Senin (27/7/2020). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Pendapatan Asli Desa (PADesa) di Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dinilai sangat memprihatinkan, yakni hanya senilai Rp7 juta per tahun. Pemdes Cokro mengklaim PADesa yang dimilikinya paling kecil dibandingkan dengan berbagai desa di Kabupaten Bersinar.

Demikian penjelasan Kepala Desa (Kades) Cokro, Kecamatan Tulung, Heru Budi Santosa, saat ditemui Solopos.com, Senin (27/7/2020). Sebagaimana diketahui, PADesa Cokro hanya bersumber dari sewa lahan kas desa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Luas tanah kas desa di desa setempat sekitar 4,4 hektare. Sebagian besar lahan kas desa tersebut merupakan lahan tak produktif. Kades Cokro menganggap desanya paling miskin di Kabupaten Klaten.

Ekspedisi Mudik 2024

"Kondisi lahan kas desa berada di pereng-pereng. Sehingga bisa dikatakan tidak produktif. PADesa senilai Rp7 juta per tahun itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Bisa dikatakan, desa kami paling miskin di Klaten jika dilihat dari PADesa [di Klaten terdapat 309 desa dan 10 kelurahan]," kata Heru Budi Santosa.

Pasar Gemolong Sragen Kembali Buka, 40% Pedagang Masih Libur, Takut Kena Covid-19?

OMAC

Heru Budi Santosa mengatakan di desanya sebenarnya terdapat Objek Mata Air Cokro (OMAC) Tulung. Namun, seluruh pendapatan di objek wisata di Desa Cokro itu masuk ke kas daerah di Pemkab Klaten.

"Selama ini, kami hanya menjadi penonton dengan adanya OMAC itu. Di tahun ini dan beberapa tahun lalu, kami sama sekali tak memperoleh kompensasi dari OMAC itu. Ini memang menjadi persoalan tersendiri bagi kami," katanya.

Hal senada dijelaskan Sekretaris Desa (Sekdes) Cokro, Bambang Tri Hartono. Pemdes Cokro merupakan salah satu desa yang sangat memprihatinkan dilihat dari PADesa tahunan.

"Tanah kas desa seluas 4,4 hektate itu ada yang difungsikan untuk SD. Ada juga untuk lahan pertanian. Tapi, lahannya termasuk tak produktif. Kami ini memang dekat dengan OMAC. Di tahun 2017, kami pernah memperoleh uang dari OMAC senilai Rp100 juta per tahun. Tapi saat ini sudah tidak ada lagi," katanya.

Wow, Konstruksi Masjid Al-Yahya Karanganyar Awet Sejak Zaman Wali Sanga

Bambang Tri Hartono mengatakan dana desa yang dikelola Pemdes Cokro di tahun 2020 senilai Rp831 juta. Sedangkan, alokasi dana desa (ADD) senilai Rp330 juta.

"Jumlah penduduk di Desa Cokro sebanyak 2.200 jiwa atau 508 kepala keluarga (KK)," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya