SOLOPOS.COM - ilustrasi Uang Logam (Okezone)

Terdapat sejumlah jalan tikus yang tersebar di jalur jalan menuju objek wisata.

Harianjogja.com, WONOSARI– Jalan tikus bertebaran di jalur menuju objek wisata pantai di Gunungkidul. Keberadaan jalan tikus tersebut ditengarai sebagai salah satu penyebab kebocoran retribusi objek wisata.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul Saryanto mengatakan, terdapat sejumlah jalan tikus yang tersebar di jalur jalan menuju objek wisata. Jalan tikus itu antara lain berada di kawasan wisata menuju pantai-pantai di Kecamatan Tanjungsari.

Selain itu, jalan tikus juga ditemukan menuju Pantai Ngobaran dan Ngrenehan di Kecamatan Saptosari. Jalan tikus tersebut kata dia, kerap dilintasi wisatawan menuju objek wisata tanpa membayar retribusi. “Wisatawan biasanya memanfaatkan menggunakan jalur-jalur alternatif itu,” ungkap Saryanto, Rabu, (30/11).

Keberadaan jalur tikus tersebut turut andil dalam kebocoran retribusi wisata di Gunungkidul. Lantaran pemerintah tidak dapat memaksimalkan pemungutan retribusi. Ke depan kata dia, pemerintah akan menempatkan sejumlah petugas untuk berjaga di sejumlah jalan tikus tersebut. “Nanti biar ditempatkan petugas, jadi kalau ada yang lewat di situ bisa dialihkan ke jalur utama dengan membayar retribusi,” tuturnya lagi.

Peran warga setempat di kawasan wisata menurutnya sangat membantu menekan kebocoran retribusi dengan mencegah wisatawan melintas di jalan tikus. Sebab, warga setempatlah yang tahu persis di titik-titik mana saja jalan tikus bertebaran.

Ditambahkan Saryanto, pemerintah saat ini tengah berupaya menggenjot pendapatan dari sektor retribusi wisata. Sebab hingga akhir November ini, total pendapatan dari sektor wisata baru mencapai Rp19 miliar lebih. Padahal pemerintah bersama DPRD pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan telah menetapkan target pendapatan dari retribusi wisata tahun ini senilai Rp23 miliar lebih.

Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Gunungkidul Purwanto mengatakan, pemerintah sangat mungkin memaksimalkan pendapatan daerah dari sektor wisata. “Asalkan pengelolaan wisata diserahkan ke pihak ketiga. Tidak seperti sekarang dikelola pegawai pemerintah yang terjadi justru banyak kebocoran,” tegas Purwanto.

Kebocoran retribusi wisata di Gunungkidul berkali-kali ditemukan. Mulai dari operasi tangkap tangan petugas kepolisian terhadap petugas pemungut retribusi yang melakukan pungutan liar hingga modus kebocoran retribusi dengan modus penggunaan tiket masuk objek wisata secara berulang-ulang.

Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, pemerintah saat ini tengah mengkaji kemungkinan pengelolaan retribusi wisata oleh pihak ketiga. Baik dari sisi aturan maupun kesiapan pemerintah merealisasikannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya