SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Madiunpos.com, MAGETAN</strong> — Selain Hargo Dalem yang menjadi <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180913/516/939529/ribuan-orang-bertapa-di-lawu-saat-sura-ini-yang-dilakukan" target="_blank" rel="noopener">tempat sakral di Gunung Lawu</a>, ada tempat lain yang juga disakralkan masyarakat setempat yaitu Sanggar Pamelengan. Jika Hargo Dalem berada di puncak Gunung Lawu, maka Sanggar Pamelengan berada di dekat pos masuk jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan.</p><p>Sanggar ini juga banyak digunakan warga untuk menggelar ritual setiap Sura. Terlebih saat jalur pendakian Cemoro Sewu ditutup, sanggar ini pun ramai dikunjungi warga yang hendak melakukan ritual.</p><p>Kepala Dusun Cemoro Sewu, Plaosan, Agus Suwandono, mengatakan Sanggar Pamelengan dibangun Keraton Surakarta sekitar 25 tahun lalu. Sanggar yang berlokasi di dekat pos masuk jalur pendakian <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180913/516/939457/cemoro-sewu-magetan-ditutup-pada-1-sura-pedagang-gigit-jari" target="_blank" rel="noopener">Cemoro Sewu</a> itu dibangun untuk menghormati Sunan Gunung Lawu dan Kiai Jalak.</p><p>Agus menuturkan sanggar tersebut biasanya digunakan orang yang sudah tidak kuat naik ke Hardo Dalem di puncak Lawu. "Iya, biasanya itu digunakan untuk orang sepuh yang tidak kuat naik. Cukup di sanggar itu saja," kata dia saat berbincang dengan <em>Madiunpos.com</em>, Rabu (12/9/2018).</p><p>Sanggar ini berdiri di area seluas 20 meter X 20 meter. Di area itu ada bangunan yang biasanya digunakan untuk tempat istirahat seluas 6 meter X 9 meter. Di sanggar tersebut ada semacam bangunan seperti tugu yang memiliki tinggi 2 meter. Di dekat bangunan berwarna hitam itu ada dua payung keraton yang menancap.</p><p>Di bawah bangunan tugu ada sesajen berupa kemenyan, dupa, dan bunga tabur. Biasanya orang melakulan ritual di dekat bangunan itu.</p><p>Pada Rabu siang, sejumlah orang yang mengenakan pakaian serba hitam melakukan ritual di lokasi itu. Mereka terlihat merapal doa dan membaka dupa. "Di lokasi sanggar, aura magisnya sangat kuat," kata Agus.</p><p>Karena itu, lokasi ini sering menjadi alternatif bagi pendaki yang berencana melakukan ritual di Hargo Dalem jika terjadi kendala. Mereka yang tak jadi <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180913/516/939494/nenek-magetan-ini-kuat-gendong-45-kg-barang-naik-gunung-lawu-" target="_blank" rel="noopener">mendaki ke puncak</a> akhirnya melakukan ritual di Sanggar Pamelengan. Dia menuturkan sebagian besar yang melakukan ritual di Gunung Lawu yakni warga dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya