SOLOPOS.COM - Foto dokumentasi SAR DIY saat evakuasi Eri Yunanto dari kawah Merapi (Detik)

Pendaki jatuh ke kawah Merapi, Eri Yunanto berhasil dievakausi dan dimakamkan di Yogyakarta.

Solopos.com, BOYOLALI —  Tim evakuasi Eri Yunanto, mahasiswa Universitas Atmajaya Jogja yang jatuh ke kawah Merapi seusai berfoto layak diapresiasi. (Baca: Tim SAR Layak Diapresiasi)

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bakat Setiawan alias Lahar (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Bakat Setiawan alias Lahar (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Tim evakuasi yang berasal dari SAR gabungan tersebut bertaruh nyawa menantang risiko untuk menyelamatkan Eri Yunanto di kedalaman 150 meter kawah merapi. Kali pertama anggota tim SAR yang menyentuh dan mengikat jenazah Eri Yunanto yakni Bakat Setiawan alias Lahar dengan dibantu Endro. (Baca: Aksi Heroik Lahar Tanpa Baju Tahan Panas)

Tak hanya apresiasi, tim evakuasi Eri Yunanto juga layak mendapat reward. “Reward sudah kami pikirkan. Akan kami laporkan ke Basarnas Pusat. Ini operasi yang unik. Evakuasi dari kawah baru kali ini terjadi. Kejadian semacam ini juga baru kali pertama terjadi di Merapi,” kata Kepala Basarnas Semarang, Agus Haryono, berbincang dengan Solopos.com, Selasa (19/5/2015).

Rescuer dipastikan orang-orang yang berjibaku dan  berdedikasi tinggi. “Mereka dari Barameru Boyolali. Kami pilih orang lokal karena mereka sangat menguasai medan,”  Penghargaan bisa diberikan dalam bentuk apapun. “Yang jelas piagam itu pasti.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, sebanyak dua belas anggota SAR diterjunkan untuk mengevakuasi Eri Yunanto. Enam anggota lainnya berfungsi sebagai belayer yang mengontrol kepegasan tali yang digunakan evakuator.

Sementara 35 anggota SAR lain berada pada posisi lebih jauh dari puncak dan berfungsi sebagai dan membantu menyiapkan logistik. (Baca: Inilah 6 anggota SAR yang ke kawah Merapi)

“Mengingat kondisi bibir kawah yang gembur dan rapuh, maksimal anggota yang diterjunkan untuk evakuasi adalah 12 orang, kalau lebih dari 12 orang akan sangat berbahaya,” kata Koordinator SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo.

Dalam operasi evakuasi tersebut, tim gabungan mengerahkan seluruh peralatan vertical rescue yang dimiliki. Carnmantel sepanjang 300 meter dipakai untuk menjangkau posisi Eri yang sebelumnya diketahui berada di 300 meter dasar kawah.

Sebelum evakuasi, tim bahkan sudah menyiapkan safety line. Untuk antisipasi gas beracun sulfatara tim menggunakan tabung oksigen. Tim penyelamat juga memakai baju dan sepatu tahan panas.

Sayangnya, oksigen yang dimiliki hanya berjumlah empat tabung. Ketersediaan oksigen di dalamnya hanya bertahan sekitar 1,5 jam hingga 2 jam. Anggota SAR yang turun juga berburu dengan waktu agar tidak kehabisan oksigen di tengah-tengah evakuasi.

“Bahkan, kalau suhu di sekitar kawah mencapai 160oC hingga 420oC tabung kemungkinan bisa pecah. Itulah yang menjadi kendala kami,” kata Kurniawan.

Psikologi Tim SAR

Dia meyakinkan peralatan vertical rescue yang dipakai untuk evakuasi kemarin sangat mumpuni. Justru yang lebih dipersiapkan adalah nyali dan mental anggota SAR yang diterjunkan untuk evakuasi.

Bagi anggota SAR, mendaki di ketinggian gunung dan bukit mungkin sangat biasa dilakukan. “Tapi ini kawah. Kawah aktif yang pernah menggegerkan dunia dengan erupsinya di tahun 2010. Kalau dibandingkan dengan kondisi saat itu, suhu panas di sekitar kawah bisa membuat tali carnmantel putus.”

Psikologi kedua belas anggota SAR juga sudah dipersiapkan sejak awal. Kedua belas anggota SAR itu sudah sejak Sabtu berada di puncak gunung. Tak dipungkiri, anggota SAR yang terjun mengevakuasi Eri Yunanto memiliki keahlian dan spesifikasi khusus untuk vertical rescue. “Selain spesifikiasi keahlian khusus, mental mereka pasti dobel.”

Anggota SAR yang diterjunkan tentu orang-orang pilihan yang sangat mengenal tentang kawah dan magma. Seperti diketahui, Eri Yunanto dilaporkan jatuh ke kawah gunung yang saat ini berisi magma padat.

Target pertama tim SAR adalah menyentuh Eri Yunanto. Setelah bisa menyentuh, tim kemudian melakukan orientasi medan untuk mengangkat Eri.

“Orientasi medan untuk persiapan holling atau mengangkat tubuh korban dengan tali. Kalau pakai teknik jumaring sangat tidak memungkinkan. Jadi perlu kami sampaikan, evakuasi bisa sangat tidak manusiawi, yang penting tubuh korban bisa diangkat.”

Dengan teknik holling, begitu SAR berhasil menyentuh tubuh korban, langsung diikatkan dengan tali. SAR bergegas naik untuk kemudian mengerek tubuh korban. Di situlah risikonya, tubuh korban kemungkinan besar akan terbentur-bentur dinding tebing kawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya