SOLOPOS.COM - Jalur lintasan evakuasi Eri Yunanto. Titik kiri, lokasi jatuhnya Eri; titik tengah evakuasi pengangkatan tubuh Eri; titik kanan lintasan turun membawa jasad Eri Yunanto (Rerpro/Tim SAR)

Pendaki jatuh ke Merapi, Eri Yunanto berhasil dievakuasi. Jenazah Eri kini telah disemayamkan di rumah duka Sleman.

Solopos.com, SOLO — Evakuasi Eri Yunanto, mahasiswa Universitas Jogja dari kawah Merapi yang dilakukan tim SAR gabungan layak diapresiasi. Tim SAR bertaruh nyawa untuk melakukan evakuasi jasad Eri di kawah Merapi kedalaman 150 meter.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lintasan utama evakuasi Eri Yunanto di kawah Merapi. (Repro SAR Klaten)

Lintasan utama evakuasi Eri Yunanto di kawah Merapi. (Repro SAR Klaten)

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Semarang, Agus Haryono, kepada Solopos.com, Selasa (19/5/2015) menyebut evakuasi tersebut merupakan evakuasi unik dan baru kali pertama evakuasi dari gunung berapi.

Tim SAR gabungan terdiri atas SAR Boyolali, Klaten, DIY, Basarnas Jogja, Solo, Semarang, SAR Merbabu, Guruh Merapi, KLM Malimpa UMS, PMI Sleman, PMI Bantul, MPA Merbabu.

Posko evakuasi dipusatkan di Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Selo, Boyolali. Masing-masing tim sejak Minggu (17/5) terus memantau perkembangan evakuasi terhadap Eri Yunanto, 21, mahasiswa Universitas Atmajaya Jogja yang jatuh ke kawah Gunung Merapi, Sabtu (16/5) siang.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, sebanyak dua belas anggota SAR diterjunkan untuk mengevakuasi Eri Yunanto. Enam anggota lainnya berfungsi sebagai belayer yang mengontrol kepegasan tali yang digunakan evakuator.

Sementara 35 anggota SAR lain berada pada posisi lebih jauh dari puncak dan berfungsi sebagai dan membantu menyiapkan logistik. (Baca: Inilah 6 anggota SAR yang ke kawah Merapi)

Tim SAR saat menuruni tebing kawah untuk mengangkat jasad Eri Yunanto. (Repro/Tim SAR)

Tim SAR saat menuruni tebing kawah untuk mengangkat jasad Eri Yunanto. (Repro/Tim SAR)

“Mengingat kondisi bibir kawah yang gembur dan rapuh, maksimal anggota yang diterjunkan untuk evakuasi adalah 12 orang, kalau lebih dari 12 orang akan sangat berbahaya,” kata Koordinator SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo.

Dalam operasi evakuasi tersebut, tim gabungan mengerahkan seluruh peralatan vertical rescue yang dimiliki. Carnmantel sepanjang 300 meter dipakai untuk menjangkau posisi Eri yang sebelumnya diketahui berada di 300 meter dasar kawah.

Sebelum evakuasi, tim bahkan sudah menyiapkan safety line. Untuk antisipasi gas beracun sulfatara tim menggunakan tabung oksigen. Tim penyelamat juga memakai baju dan sepatu tahan panas.

Sayangnya, oksigen yang dimiliki hanya berjumlah empat tabung. Ketersediaan oksigen di dalamnya hanya bertahan sekitar 1,5 jam hingga 2 jam. Anggota SAR yang turun juga berburu dengan waktu agar tidak kehabisan oksigen di tengah-tengah evakuasi.

“Bahkan, kalau suhu di sekitar kawah mencapai 160oC hingga 420oC tabung kemungkinan bisa pecah. Itulah yang menjadi kendala kami,” kata Kurniawan.

Psikologi Tim SAR

Dia meyakinkan peralatan vertical rescue yang dipakai untuk evakuasi kemarin sangat mumpuni. Justru yang lebih dipersiapkan adalah nyali dan mental anggota SAR yang diterjunkan untuk evakuasi.

Bagi anggota SAR, mendaki di ketinggian gunung dan bukit mungkin sangat biasa dilakukan. “Tapi ini kawah. Kawah aktif yang pernah menggegerkan dunia dengan erupsinya di tahun 2010. Kalau dibandingkan dengan kondisi saat itu, suhu panas di sekitar kawah bisa membuat tali carnmantel putus.”

Psikologi kedua belas anggota SAR juga sudah dipersiapkan sejak awal. Kedua belas anggota SAR itu sudah sejak Sabtu berada di puncak gunung. Tak dipungkiri, anggota SAR yang terjun mengevakuasi Eri Yunanto memiliki keahlian dan spesifikasi khusus untuk vertical rescue. “Selain spesifikiasi keahlian khusus, mental mereka pasti dobel.”

Anggota SAR yang diterjunkan tentu orang-orang pilihan yang sangat mengenal tentang kawah dan magma. Seperti diketahui, Eri Yunanto dilaporkan jatuh ke kawah gunung yang saat ini berisi magma padat.

Target pertama tim SAR adalah menyentuh Eri Yunanto. Setelah bisa menyentuh, tim kemudian melakukan orientasi medan untuk mengangkat Eri.

“Orientasi medan untuk persiapan holling atau mengangkat tubuh korban dengan tali. Kalau pakai teknik jumaring sangat tidak memungkinkan. Jadi perlu kami sampaikan, evakuasi bisa sangat tidak manusiawi, yang penting tubuh korban bisa diangkat.”

Dengan teknik holling, begitu SAR berhasil menyentuh tubuh korban, langsung diikatkan dengan tali. SAR bergegas naik untuk kemudian mengerek tubuh korban. Di situlah risikonya, tubuh korban kemungkinan besar akan terbentur-bentur dinding tebing kawah.

Kronologi

Sabtu (16/5/2015) sekitar pukul 11.00 WIB Eri terpeleset dan terjatuh ke kawah Merapi saat akan menuruni puncak Garuda, puncak tertinggi Merapi. Di puncak Garuda Eri difoto oleh rekannya bernama Dicky. (Baca: Kronologi Keberangkatan Eri ke Merapi)



Minggu (17/5/2015) sekitar pukul 17.00 WIB posisi Eri ditemukan berdasarkan pantauan drone. Hasil pantauan drone Eri jatuh ke kedalaman 200 meter. (Baca: Posisi Eri Ditemukan, Dipastikan Meninggal)

Senin (18/5/2015) 07.00 WIB

Tim SAR memulai proses evakuasi Eri di kawah Merapi. 12 Anggota SAR bertugas melakukan evakuasi. 35 anggota SAR berada di sekitar puncak sebagai tim pendukung.

Senin (18/5/2015) 12.30 WIB

Enam anggota SAR mulai menuruni tebing kawah Merapi. Enam anggota lainnya bertugas di bibir kawah menjaga jangkar (anchor) untuk pengamanan evakuasi.

Senin (18/5/2015) 13.30 WIB

Tim evakuasi berhasil menjangkau Eri  di posisi 150meter dari bibir kawah. Eri ditemukan dalam kondisi tewas. Proses evakuasi dilakukan dengan membawa Eri bibir kawah. Butuh 3 jam-4 jam untuk membawa Eri ke bibir kawah. Tim SAR menggunakan teknik holling, yaitu mengikatkan tali ke korban.

Senin (18/5/2015) 17.00 WIB

Evakuasi dihentikan karena cuaca kian gelap. Eri baru dibawa sejauh 50 meter. Eri ditempatkan di tebing kawah, tim SAR kembali ke bibir kawah. Evakuasi dilanjutkan Selasa (19/5) pagi.

Selasa (19/5/2015) 10.00 WIB Evakuasi dilanjutkan Eri Yunanto berhsil dibawa sejauh 40 meter dari bibir kawah Merapi

Selasa (19/5/2015) 11.40 WIB Jenazah Eri Yunanto berhasil dibawa hingga bibir kawah

Selasa (19/5/2015) 12.55 WIB Tim SAR membawa jasad Eri menuruni gunung dan sampai di Pasar Bubrah.

Selasa (19/5/2015) 16.25 WIB, Jasad Eri Yunanto dibawa ke RSUD Boyolali. Sebelumnya jalur evakuasi setelah Pasar Bubrah melewati New Selo, namun berubah melewati Dusun Plalangan, Lencoh. Hal ini karena rute New Selo terlalu curam.

Selasa (19/5/2015) 18.30 WIB, jasad Eri Yunanto dari RSUD Boyolali dibawa ke rumah duka di Sleman DIY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya