SOLOPOS.COM - Foto dokumentasi saat evakuasi Eri Yunanto dari kawah Merapi (Detik)

Pendaki jatuh ke kawah Merapi, Eri Yunanto berhasil dievakuasi Selasa (16/5/2015).

Solopos.com, SOLO — Tim SAR Barameru, yang merupakan SAR beranggotakan warga Selo Boyolali, menegaskan tak mengambil dokumentasi apapun dalam evakuasi Eri Yunanto, mahasiswa Universitas Jogja yang jatuh di kawah Merapi. Tim SAR Barameru menegaskan jika ada foto-foto jasad Eri Yunanto beredar di internet bukan berasal dari Barameru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Evakuasi terhadap Eri Yunanto, 21, mahasiswa Universitas Atmajaya Jogja dari kedalaman 200 meter kawah Gunung Merapi merupakan operasi besar. Seluruh potensi yang dimiliki tim SAR baik dari Boyolali, Klaten, DIY, dan Jawa Tengah dikerahkan untuk mengevakuasi korban.

Operasi itu berlangsung sejak Eri Yunanto jatuh ke kawah pada Sabtu (16/5) siang hingga Selasa (19/9) sore sekitar pukul 16.25 WIB. Tim SAR Barameru Merapi menjadi komando lapangan untuk pelaksanaan evakuasi tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Dengan persiapan yang matang serta sokongan peralatan dari tim SAR lain, mereka berharap operasi evakuasi pertama ke dasar kawah gunung teraktif itu berjalan lancar.

Pembina SAR Barameru  Merapi, Samsuri, sedikit membeberkan gambaran operasi khususnya saat evakuasi darat yakni dari bibir kawah menuju pos penjemputan korban di Dusun Plalangan, Desa Lencoh, Selo, Boyolali.

Samsuri mengakui tim SAR yang membawa kantung jenazah dijauhkan dari kamera pewarta dan kamera-kamera lainnya. Itulah sebabnya, jalur evakuasi yang dikabarkan melalui New Selo akhirnya dialihkan.

Barameru mendapat wasiat penting dari keluarga Eri. “Tidak boleh ada dokumentasi, terutama foto kantung jenazah. Keluarga tidak berkenan satupun foto kantung jenazah muncul di media,” jelas Samsuri, Rabu (20/5/2015).

Analisa

Samsuri dan Komandan Lapangan yang juga dari SAR Barameru Merapi, Jiyo, mengupayakan agar evakuasi dan pengantaran paket kantung jenazah sampai di RSUD Pandanaran tanpa adanya dokumentasi.

“Bahkan kami, tim Barameru yang empat hari berada di puncak Merapi, tidak ada satupun yang membawa kamera untuk mengambil foto evakuasi. Mengambil gambar dengan HP juga tidak ada. Itulah wasiat keluarga kepada kami. Kalau kemudian ada foto di media sosial yang beredar itu bukan dari kami,” papar Samsuri.

Sangat disayangkan, operasi pengantaran jenazah hingga ke RSUD Pandanarang yang sudah berjalan rapi, justru ada hal-hal yang membuat kecewa tim Barameru. Banyak beredar foto korban.

“Sebenarnya kami sempat marah. Setiap operasi dan evakuasi, kami selalu membuat dokumentasi tetapi untuk operasi besar kemarin sama sekali tak ada dokumentasi.”

Staf SAR Mission Commander (SMC), Irwan Santoso, menyebutkan dokumentasi evakuasi adalah konsumsi internal tim evakuasi. Foto-foto dari tim yang mengikuti evakuasi akan dikumpulkan menjadi satu untuk kepentingan penyelidikan maupun analisa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya