SOLOPOS.COM - Polisi menutup jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan, Rabu (29/7/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Pendaki hilang di Gunung Lawu tak bikin jera ayahanda mereka.

Solopos.com, SOLO — Upaya mencarian tujuh pendaki yang hilang di Gunung Lawu membuahkan hasil. Lima remaja dan dua anak-anak yang mendaki Lawu ditemukan, Rabu (29/7/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi penemuan ketujuh pendaki muda Gunung Lawu disambut gembira para orang tua yang menunggu di Pos Cemorokandang, Tawangmangu, Karanganyar, Rabu (29/7) sore. Senyum pun mengembang di wajah mereka.

Orang tua pendaki Guruh Putra, Joko Lelono, mengaku senang dengan kabar tersebut. Dia pun tidak kapok memberikan izin kepada anaknya untuk mendaki gunung lagi.

”Saya tidak akan melarang [mendaki gunung lagi]. Ini menjadi pembelajaran. Asalkan izin, tidak masalah,” kata dia saat ditemui wartawan di Pos Cemorokandang, Rabu.

Terkait keberangkatan anaknya ke Gunung Lawu, Joko mengaku sudah izin kepadanya. ”Izinnya memang mau naik [Gunung] Lawu. Bekal juga cukup lengkap,” kata bapak yang mengaku kerap mendaki gunung tersebut.

Namun, sampai Senin (27/7), anaknya belum sampai rumah sehingga dia mengecek ke orang tua pendaki lainnya, Refi. Informasi awal yang dia terima, anaknya dan enam pendaki lainnya mendaki Gunung Lawu bersama kedua orang tua Refi.

”Ternyata kedua orang tua Refi sudah turun, tapi anak saya dan teman-temannya belum. Oleh karena itu, Selasa [28/7] sore saya cek ke Cemorokandang,” kata Joko.

Saat itu, belum ada informasi tentang keberadaan anaknya maupun pendaki lainnya. Joko pun memutuskan menunggu anaknya di Cemorokandang. “Saya memang menunggu di sini [Cemorokandang]. Belum tidur sejak kemarin [Rabu],” kata dia.

Tujuh pendaki yang sempat hilang adalah tiga kakak beradik, Refi Riffeli, 18, Abdul, 8, dan Sarsiati Satsuni, 11, warga RT 005/RW 001, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo. Selain itu Guruh Putra Respati, 18, Gabriel Febriyanto, 18, dan Rizal Farhan, 18, yang merupakan siswa SMK N 9 Solo, dan Maya Mega Pratiwi, 18, warga Perum Subur Makmur Ngringo, Jaten, Karanganyar.

Luapan kegembiraan juga disampaikan orang tua Rizal, Nina. Dia menyampaikan terima kasih kepada para sukarelawan yang telah membantu menemukan anaknya. ”Terima kasih sekali untuk para sukarelawan. Sukses untuk mereka,” kata dia saat ditemui wartawan di Cemorokandang, Rabu. Nina juga tidak berencana melarang anaknya mendaki gunung lagi.

Sementara itu, warga di RT 005/RW 001, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, Mustaqim, 34, mengaku melihat Refi dan kedua adiknya berangkat bersama kedua orang tua mereka yakni Arif dan Suyanti, Sabtu siang. Mereka berangkat menggunakan tiga sepeda motor. Para tetangga sudah maklum keluarga pasangan Arif dan Suyanti beserta anak-anaknya kerap pergi ke tempat wisata alam.

”Ya kami sudah tahu paling mereka pergi naik gunung. Cuma kami tidak tahu ke mana,” kata Mustaqim saat ditemui Espos di rumahnya yang berada tak jauh dari rumah Arif.

Hobi Mendaki Gunung
Tetangga mengenal keluarga tersebut hobi mendaki gunung. ”Mereka [Arif dan Suyanti] itu memang dari dulu hobi naik gunung, bahkan ibunya [Suyanti], waktu hamil tiga bulan anak pertamanya, dia naik gunung. Waktu kerja di luar negeri juga naik gunung. Kami tidak heran karena waktu muda Bu Suyanti pernah ikut Tim SAR,” kata dia.

Mengetahui tiga bocah hilang itu, sejumlah warga setempat ikut menyusul ke Gunung Lawu. Warga ingin memastikan kondisi tiga bocah itu.

Sementara itu, SMKN 9 Solo menegaskan kegiatan pendakian tersebut bukan kegiatan dari sekolah. Dari tujuh pendaki, empat di antaranya merupakan siswa SMKN 9 Solo. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK N 9 Solo, Budi Sutrisno, mengaku kaget mendengar kabar hilangnya keempat siswanya di Gunung Lawu.

Dua siswa yakni Guruh dan Refi merupakan siswa Jurusan Animasi. Sedangkan Rizal dan Gabriel merupakan siswa Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ).

”Kami juga baru mengetahui mereka [hilang kontak di Gunung Lawu] itu tadi malam [Selasa]. Sebelumnya kami tahunya mereka sedang mengikuti Prakerin [prektek kerja industri], belum masuk sekolah,” kata Budi.

Salah seorang guru SDN Badran, Pucangsawit, Jebres, Suharni, mengaku kaget anak didiknya, Sarsiati Satsuni, 11, ikut mendaki ke Gunung Lawu. (Muhammad Irsyam Faiz/Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya