SOLOPOS.COM - Petugas di pos pendakian Gunung Lawu melalui Ceto mengecek suhu tubuh calon pendaki di pintu masuk jalur pendakian, Sabtu (4/7/2020). (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR--Pendaki Gunung Lawu dibatasi 500 orang per hari di setiap jalur pendakian.

Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar memiliki dua jalur pendakian resmi, yakni Candi Ceto dan Cemara Kandang. Dua jalur pendakian itu baru dibuka beberapa waktu lalu karena pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tetapi pengelola membatasi pendaki Gunung Lawu. Salah satunya pendaki dari Jawa Tengah dan DIY yang diizinkan mendaki Gunung Lawu. Selain itu, pengelola juga menyiapkan sejumlah protokol kesehatan Covid-19.

Dear Pendaki, Suhu di Puncak Gunung Lawu Tembus Minus 3 Derajat Celsius, Awas Beku!

Ekspedisi Mudik 2024

Koordinator Lapangan Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar, Nardi, mengatakan jumlah pendaki Gunung Lawu rata-rata 60 orang hingga 70 orang pada hari biasa. Pada Sabtu (4/7/2020) hingga pukul 09.00 WIB, 200 orang mendaki Gunung Lawu melalui jalur pendakian Candi Ceto.

"Sebetulnya jumlah pendaki segitu itu, dibilang normal ya normal. Dibilang enggak ya gimana. Saat kunjungan pemeriksaan dari Perhutani itu, dicek protokol dan lain-lain. Perhutani menginstruksikan pembatasan pendaki," tutur dia saat berbincang dengan Solopos.com melalui sambungan telepon selular, Sabtu (4/7/2020).

Nardi menyampaikan sejumlah pendaki menyerbu Gunung Lawu karena belum semua pengelola gunung di Pulau Jawa membuka kembali jalur pendakian. "Ambil 500-an orang untuk setiap jalur pendakian per hari. Sabtu lalu pendaki yang naik melalui Ceto 450 orang sedangkan Cemara Kandang 120 orang," ujarnya.

3 Makam di Pertigaan Jalan di Solo Ternyata Milik Bayi Tenggelam, Ini Identitasnya

 

Jeda Antarrombongan

Selain pembatasan jumlah pendaki per hari, mereka juga memberikan jeda waktu antarrombongan yang hendak naik. Jarak waktu lima menit hingga sepuluh menit. Petugas di pos pendakian akan memetakan per rombongan, terutama identitas dan jumlah orang per rombongan.

"Sebelum pendaki naik, selalu kami brifieng. Kalau dulu, seberapa orang pun kami kumpulkan jadi satu saat briefing. Kalau sekarang kami batasi tiga atau empat rombongan menyesuaian jumlah orang per rombongan. Naiknya kami beri jeda. Rombongan satu dengan yang lain kami jeda lima menit hingga sepuluh menit," ungkapnya.

Dia juga mengingatkan pendaki agar tidak beristirahat di sembarang tempat terutama duduk di tepi jalan jalur pendakian. Hal itu supaya tidak menghalangi pendaki lain yang hendak lewat sekaligus menghindari kontak fisik dengan pendaki dari rombongan lain.

Kreatif! Manfaatkan Duit Jimpitan, Karang Taruna di Wonogiri Kembangkan Wisata Malam

"Kalau rombongan capai, istirahat saya arahkan agak masuk dikit dari jalur ya sekitar dua meter sampai tiga meter. Jadi enggak menghalangi jalan. Jaga jarak antarrombongan sudah dilakukan sejak dari base camp. Tikar antarrombongan kami pisahkan. Satu hingga dua tikar untuk satu rombongan lalu dipisah," jelas dia.

Nardi mengingatkan jam operasional petugas di pos pendakian mulai pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB. Pendaki terakhir diizinkan naik pukul 17.00 WIB. Pendaki yang turun dan hendak mengambil identitas di pos pendakian maksimal pukul 22.00 WIB.

"Antisipasi pendakian malam berisiko dan biar pendaki agak tertib dan mematuhi new normal. Biar pendaki mengatur waktu turun. Petugas di pos pendakian kan juga butuh istirahat untuk menjaga imun."

Hanya 2 Kecamatan di Sukoharjo Zona Hijau Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya