SOLOPOS.COM - Ilustrasi (google.img)

Solopos.com, SUKOHARJO — Aksi massa yang menghajar dua bocah yang diduga hendak mencuri di counter handphone Om Ti Cell di Desa Godog, Polokarto, Sukoharjo, Sabtu (25/1/2014) malam dianggap kelewat batas. Selain masih di bawah umur, kabarnya kedua bocah itu dipukul dengan benda keras.

“Ada yang mengatakan gagang palu yang terbuat dari kayu sampai patah karena digunakan untuk memukul dua bocah malang itu,” ujar warga Godog yang enggan disebutkan namanya, Senin (27/1/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut warga tersebut, perlakuan sebagian orang yang menghajar dua pencuri cilik itu kelewat batas kemanusiaan. Seharusnya, kata dia, pelaku hendaknya tidak dihakimi sendiri seperti itu. “Kalau dilaporkan ke polisi, polisi akan memanggil orang tua kedua anak itu. Mereka pasti akan mendapat pelajaran dari orang tuanya. Minimal merasa malu,” ujar warga lain yang enggan disebutkan namanya kepada Solopos.com, Senin.

Kepala Desa Godog, Heru Wibowo, saat dijumpai Solopos.com di kantornya, Senin, mengaku mengetahui kejadian tersebut setelah mendapat laporan dari warga. Saat tiba di lokasi, kedua bocah sudah dalam kondisi mengenaskan. “Saya tidak bisa mencegah amuk massa karena saya terlambat tiba,” terangnya.

Paman ANG, Ls, mengatakan keponakannya mengalami luka pada bagian kepala. Namun, petugas medis dari Puskemas I Polokarto menyatakan luka yang diderita sang keponakan hanya luka benjol biasa. “Keponakan saya sudah yatim setelah ditinggal mati sang ayah. Ibunya juga hanya bekerja sebagai buruh serabutan,” terangnya.

Ia menyesalkan pemukulan brutal yang dilakukan beberapa warga kepada ANG. Pasalnya, sang keponakan masih berada di bawah umur dan baru kali pertama mencuri. “Kami ingin perlindungan anak dan hak azasi manusia (HAM) ditegakkan. Yang memukul anak-anak itu harus ditindak juga,” keluhnya.

Ia berharap ada lembaga bantuan hukum (LBH) yang bersedia mengadvokasi kasus tersebut. Menurutnya, kondisi kedua anak sangat memprihatinkan. “Selain itu, saat ini masih masa sekolah. Kami berharap ada penangguhan penahanan agar mereka tidak trauma,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya